HIRUP

HIRUP
mulih ka jati, mulang ka asal

Selasa, 10 Februari 2015

From Zero to Hero




PERKEMBANGAN MANUSIA DALAM KANDUNGAN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
Oleh: Miftahul Jannah, S.Ag, M.Si Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstract :
Manusia adalah makhluk yang terus mengalami perubahan fisik dan mental, mulai usia konsepsi, infansi, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa sampai meninggal. Usia dalam kandungan adalah fase penentuan dan penetapan seluruh nasib manusia di dunia dan akhiratyang sangat dewasa adalah usia yang paling lama dilewati oleh setiap manusia, dan usia yang mencerminkan usia sebelumnya, jika usia sebelumnya berkembang dengan matang maka usia dewasa akan dijalani dengan normal dan terarah. Kehidupan usia dewasa memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dilanjutkan dan dijalani meskipun mengalami hambatan-hambatan. Tugas-tugas perkembangan perlu dilalui manusia agar berkembang menjadi individu yang sehat jiwa dan perilaku, dan dalam perkembangan manusia terdapat hambatan-hambatan perkembangan. Itulah konsep manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai hamba yang terus berkembang dan mengalami perubahan (change over time), yang perlu mengintrospeksi diri dan mengembangkan diri menjadi hamba Allah yang  bertaqwa.
Sejak saat konsepsi, saat mana sel telur dan sperma bersatu untuk membentuk suatu kehidupan baru, maka terjadilah perubahan-perubahan secara terus menerus, yang disebabkan karena adanya saling pengaruh mempengaruhi antara proses biologis tertentu dengan masukan (
input 
) berupa  pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Kapan proses tersebut berakhir, tidak dapat ditentukan dengan jelas, namun banyak pendapat mengatakan bahwa kematianlah yang merupakan titik akhir dari proses tersebut. Perubahan-perubahan itu terjadi baik dalam aspek fisik maupun psikis dan perubahan-  perubahan ini tidak selalu dengan mudah tampak oleh pengamatan kita. Misalnya saja, perubahan fisik dapat kita amati dengan mudah, contoh: bagaimana perubahan seorang bayi yang tidak berdaya menjadi seorang anak yang lincah, kemudian menjadi remaja yang aktif, selanjutnya menjadi seorang yang dewasa. Sebaliknya perubahan psikis tidak mudah diamati dan dijelaskan. Hal ini meliputi  perkembangan seorang anak untuk dapat berbicara, berkomunikasi dengan orang lain dan keterampilan-keterampilan intelektual lainnya. Dengan adanya perubahan- perubahan fisik dan psikis (atau kematangan mental), maka secara bertahap terjadilah perubahan- perubahan dalam tingkah laku sosial seorang anak serta pengalaman emosionalnya. Pada akhir abad ke 17, seorang filosof Inggris, John Locke (1632-1704) mengemukakan  bahwa pengalaman (nurture) merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan seorang anak. Ia beranggapan bahwa peranan alam (
nature) atau sifat bawaan terhadap perkembangan anak berakhir sejak saat kelahiran. Ia menolak atau tidak mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge). Locke mengemukakan istilah “tabula rasa” atau kertas yang masih kosong untuk
mengibaratkan jiwa seorang bayi yang baru lahir. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Bagaimana isi kejiwaan anak tergantung pada bagaimana bentuk dan corak kertas itu ditulis dan apa yang dituliskan adalah  pengalaman-pengalaman anak selama ia dibesarkan. Pengalaman yang akhirnya menjadi suatu  pengetahuan, menurut pendapatnya hanya diperoleh melalui penginderaan; dari pengalaman sensorik,
terbentuklah “ simple ideas” dan asosiasi dari simple ideas dengan simple ideas lainnya membentu suatu “ complex ideas”. John Locke juga beranggapan bahwa anak 
-anak hanya berbeda dengan seorang dewasa secara kuantitatif, seperti halnya Plato, meskipun ia menolak teori tentang
innate
 dan  perkembangan yang ditentukan secara genetik. Bahwa ada paralelitas antara proses yang mendasari tingkah laku anak dan orang dewasa.

A.

Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahai oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya  berlangsung selama 9 bulan kelender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya,  periode periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi  justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu. Pada awal-awal masa penelitian ilmiah tenang perkembangan anak yang dilakukan oleh para ahli psikologi (barat) perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapat perhatian. Bahkan cinderung diabaikan. Pada masa-masa awal ini penerlitian-penelitianyang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi (barat) cenderung dimulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini adalah karena mereka menggagap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu sifatnya perkembangan fisik, dan karenanya hanya member sedikit sumbangan bagi pemahaman psikologis tentang perkembangan Kemudian baru pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan belakangan ini penelitian ilmiah teah menunjukan fakta bahwa terdapat sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada masa prenatal.karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia tetapi juga merupakan periode yang menentukan (Hurlock,1980). Jauh sebelum ada perhatian dan pengakuan dari kalangan psikolog Barat terhadap  perkembangan individu pada masa prenatal ini, psikolog Timur, terutama psikolog Islam telah lebih dulu penempatkan masa prenatal ini sebagai periode awal perkembangan individu. Beberapa ayat Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Yang menjadi landasan utama bagi psikologi Islam, telah memberikan sejumlah imformasi tentang telah dimulainya kehidupan manusia sejak janin berada dalam kandungan ibunya. Al-Quran dan Hadits Nabi secara tidak langsung juga telah disebutkan bahwa selama periode  prenatal ini, individu tidak hannya mengalami perkembangan fisik melainkan sekaligus mengalami  perkembangan psikologis (Mujib dan Mudzakir,2001).dewasa ini para psikologi perkembangan menyakini bahwa perkembangan hidup manusiaberawa dari pertemuan sel seperma laki-laki dengan sel telur wanita. Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuhi, yang disebut zigot(zygote)
yang dalam psoikologi Islam disebut nuthfah,


yaitu air mani (sperma) yang keluar dari sulbi (tulang belakang) laki-laki lalu  bersarang di rahm perempuan. Sperma dan sel telur itu dubuat oleh sel-
sel perkembangbiakn, yang disebut “sel benih” (germ cell.)
 sel-sel ini mengandung 46 kromosom, yang diperoleh dari sperma ayah dan ovum ibu yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam setiap pasang kromosom terdiri dari satu kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini memilikki bentuk dan ukuran yang jelas Dalam pembuahan normal, oum berada dalam salah satutabung falopo ketika bergerak dari sartu ovarium ke rahim sebagai hasil hubungan kelamin, spemartozoa pria dalam jumlah besar diletakan di mulut rahimdan bergerak menuju tabung filopi. Mereka ditarik ke dalam ovum oleh gaya hormonal yang kuat. Setelah satu sel sperma memasuki ovum, permukaan ovum seketika berubah, sehingga tidak ada sperma yang lain yang dapat memasukinya. Bila satu sperma menembus dinding ovum, maka inti sel saling mendekat, membrane yang mengelilingi maing-masing pecah, dan kedua inti bersatu (saifert dan Hoffnung, 1994). Dengan demikian dapat difahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel telur (ovum) wanita  pada dasarnya memiliki daya hidup atau energy kehidupan, yang dalam psikologi islam disebut hayat ”. Karena sperma dan ovum memiliki daya hidup, maka ia mampu menjalin hubungan satu sama lain, sehingga pada glliranya menhasilkan benih manusia (embrio) kemudian, karena adanya daya hidup ini pulalah yang membuat janin dalam kandungan dapat hidup dan berkembang, sehingga lahir menjadi individu baru. Semua ini memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa perkembangan dan kehidupan manusia dimulai dari masa prenatal, yakni sejak terjadinya pembuahan sel telur (ovum) wanita oleh sel sperma laki-laki dan terbentuknya zigot.

Tahap-Tahap Perkembangan Masa Prenatal

Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi priode prenatal atas tiga tahap  perekembangan, yaitu 
1) tahap griminal (Griminal Stage
2) tahap embrionik (Embryonic Stage), dan 
3) tahap janin (Fetus Stage
seifert dan Hoffnung, 1994). 

Untuk lebih jelasnya krtiga tahap  perkembangan periode prenatal ini, berikut akan diuraikan masing-masingnya.
1.Tahap Germinal (Germinal Stage )
Tahap germinal 
 yang juga disebut periode zigot, ovum atau periode
nuthfah
, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germina ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang
dinamakan dengan “pembuahan” (
 fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu sel baru, yang disebut zigot (zygote). 
Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan ecil, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadi pembelahan,  blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tubafalopi. Blastokis, yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Blastokis ini juga dibedakan atas tiga lapisan, yaitu lampisan atas (
ectoderm), lampisan tengah (mesoderm), dan lampisan bawahn (Endoderm). Dari
ectoderm berkembang rambut, gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (Kulit ari) dan kelenjar-kelenjar kulit ; panca indera dan system syaraf. Dari
 Mesoderm
 atau lapisan tengah, berkembang oto, tulang atau rangka, system pembuangan kotoran dan system peredaran darah (
Circulatory System), serta kulit lapisan dalam. Sementara itu,endoderm atau
temsertav kulit lampisan dalam. Sementara itu, endoderm
 atau lampisan bawah menjadi system  pencernaan, hati, pangkereas kelenjar ludah, dan system pernafasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel- sel blastokis. Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menempel didinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang disebut embrio, dan  pristiwa ini sekaligus menandakan akhir dari tahap germinal dan permulaan tahap embrio.

2.Tahap Embrio (Embriyonic Stage )
Tahap kedua dari priode prenatal disebut tahap embrio,yang dalam psikologi islam disebut
alaqah” yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai delapan minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama da system fisiologis. Tetapi. Karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka  bagian-bagian tubuh embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian sudah terlihat jelas dan dapat dikenali nsebagai manusia dalam bentuk kecil. Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu
cephalacaudal  dan  proximodistal.
Cephalacaudal artinya proses pertumbuhan yang dimulain dari bagian kepala, kemudian ters kebagian bawah dan sampai ke bagian eko. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung
 – 
 bagian-bagian dan organ-organ tubh yang paling penting-lebih dahulu berkembang daripada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah peoses pertmbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah)  badan, kemudian ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan (Harris, 1953) Di samping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membatu  perkembangan struktur anak, yaitu kantong amniotik, plasenta dan tali pusat. Kantong amniotik berisi cairan amniotik, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari guncangan fisik dan perubahan temperature. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan kepada anak dan anak mengembalikan sisa  buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio. Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri dari tiga  pembuluh darah besar, satu untuk menyediakan bahan makan dan dua untuk membawa sisa buangan ke tbu ibu. Tali psat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila dipotong tidak akan menibulkan rasa sakit baik. Periode embrio ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada system syaraf. Hal ini terlihat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar dibandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Pada umur 8-9 minggu, perubahan janin seaakan terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah Nampak pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan, mulai berkembang organ dalam, seperti isi perut, hati, pangkerea, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.

3.Tahap Janin (Fetus Stage)
Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal disebut dengan periode fetus
atau periode janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudlghah.
 Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembangan menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (Fetus). Dalam periode,ini ciri-ciri fisik dewasa secara  proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainya mulai mengecil.kakai dan tangan terus menngkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang  panjangnya 3 inci dan berat kira-kira 3 / 4 ons itu secara spontan sudah dapat menggerakan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut. Menurut psikologi Islam, setelah janin dalam kandngan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin telah terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh kedalamnya. Bersamaan dengan  peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga ditentukan hokum-hukum perkembanganya, seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakter, dan bakat) kekayaan, batas usia dan lain-lain Dengan ditiupkan ruh oeh Allah kedalam janin tersebut, maka pada bilan keempat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakana janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada saaat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh panjang janin sudah mencapai kira-kira16 inci dengan berat kira-kira 1,5- 2,5 kg. pada saat ini cirri-cirinya sebagai manusia sebagai manusia semakin terliat, terutama ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol ke uar, bergerak-gerak, dibuka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun matanya masih tettutup rapat. Pada bulan kedelapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5-3,5 kg. dan mulai ber berkembang lapisan lemak badan yang berguna mengatur temperatur badanya setelah kelahiran. Riset terbaru menunjukan bahwa janin juga telah mampu mendengar atay responsive terrhadap stimulus dari lingkungan ekternal, terutama sekali terhadap pola-poa suara.dalam suatu
studi mengenai kemampuan janin mereaksi atau merespon rangsangan’ ekternal, Dr.
Seus’s meminta kepada ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-
anak “ The Cat In The Hat ” dengan
suara nyaring kepada bayi yang dikandungnya sebanyak dua kali sehari selama enam minggu terakhir kehamilannya. Beberapa hari setelah kelahiran, bayi kembali diperdengarkan pada cerita yang sama dan sebuah cerita yang lain belum pernah diperdengarkan sebelumnya. Untuk menentukan cerita mana yang ebih disukai, bayi diberi sebuah dot yang dapar merekam setiap perubahan dan  peningkatan atau penurunan interval waktu menyusu. Ternyata, perubahan kecepatan dan peningkatan
menyusui terjadi pada waktu bayi mendengar cerita “The Cat In The Hat ” tetapi hal demikin tidak terjadi pada waktu mendengarkan cerdita baru. Jadi. Bayi menunjukan suatu piihan yang jelas  berdasarkan pada pengaamannya selama masa prenatal (DeCasperdan Spence, 1996).
"Perkembangan dan Pertumbuhan Janin 0-9 Bulan"
Umur janin yang sebenarnya, harus dihitung dari saat fertilisasi atau karena fertilisasi selalu  berdekatan dengan ovulasi sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Sesuai dengan tingkat  pertumbuhannya berbagai nama diberikan pada anak yang di kandung itu. Minggu ke 1 : Pada minggu ini, menjadi menstruasi yang terakhir sebelum kehamilan. Perdarahan terjadi dan hormone-hormon ditubuh mempersiapkan sel telur untuk di lepas. Minggu ke 2:


Uterus (dinding rahim) menebal dan mempersiapkan tahap ovulasi. Minggu ke 3 : Pada minggu ke 3 merupakan masa ovulasi (pelepasan sel telur). Kehamilan terjadi pada masa ini. Bertemunya sel telur dengan sel sperma. Jika terjadi hubungan seksual yang  berlangsung selama ovulasi yang memakan waktu sekitar 12-24 jam, salah satu dari ribuan sperma yang berada di liang vagina berenang melewati leher dan rongga rahim hingga mencapai tuba falopii, lalu membuahi ovum yang sedang bergerak menuju rahim. Salah satu sel telur yang telah di buahi di namakan zigot. Minggu ke 4 atau 1 Bulan : Zigot berimplantasi pada dinding rahim (uterus). Dengan berakhirnya minggu ini. Anda tidak dapat menstruasi,dan menjadi tanda pertama kemungkinan kehamilan. Badan bayi sangat melengkung,panjangnya 7,5-10mm. kepalanya 1/3 dari seluruh mudigah. Mingguke 5 : Ukuran bayi sekitar sebuah biji apel dan pada minggu ini disebut sebagai embrio. Bayi sudah mempunyai detak jantung sendiri, plasenta dan tali pusar sudah bekeja sepenuhnya pada minggu ini Minggu ke 7 : Jantung sudah terbentuk lengkap. Saraf dan otot bekerja bersamaan untuk pertama kalinya. Bayi mempunyai reflek dan bergerak spontan, bayi mulai menendang dan berenang di dalam rahim walaupun ibu dapat merasakannya. Minggu ke 8 atau 2 Bulan : Embrio berukuran sekitar 2,5-3 cm. mukanya sudah jelas terbentuk muka manusia dan sudah mempunyai lengan & tungkai dengan jari tangan dan kaki. Alat kelamin sudah nampak, walaupun belumdapat di tentukan jenisnya. Minggu ke 11 : Organ seks luar sudah terbentuk,juga folikel-folikel rambut dan gigi. Bayi sudah dapat menelan cairan amnion dan mengeluarkan kembali/kencing. Semua sistem organ pada  bayi sudahberfungsi. Minggu ke 12 atau 3 Bulan : Panjang janin 6,5-8 cm dan bobotnya sekitar 18 gram. Janin sudah bergerak tapi sedemikian halusnya pergerakan ini hingga belum dapat di rasakan oleh ibu. Minggu ke 13 : Panjang janin (dari puncak kepala sampai sacrum/bokong) sekitar 65-78 mm dengan berat 20 gram. Rahim dpt teraba kira-kira 10 cm di bawah pusar. Minggu ke 14 : Panjang 80mm dengan berat sekitar 25 gr. Telinga janin menempati posisi normal di sisi kiri dan kanan kepala. Demikian pula mata mengarah ke posisi sebenarnya. Minggu ke 15 : Pajang janin sekitar 10-11 cm dengan berat 80 gram. Garis-garis peregangan yang disebut striae umumnya muncul di daerah perut, payudara, bokong, dan pinggul. Namun di anjurkan tidak memakai krimjenis steroid semisal hidrokortison yang di khawatirkan bakal terserap ke dalam system peredaran darah ibu dan bisa mengacaukan kerja hormonal. Minggu ke 16 atau 4 Bulan : Panjang janin sekitar 10-17 cm dan beratnya 100 gram. Alat kelamin luar sudah dapat menentukan jenisnya. Kulit di tumbuhi rambut yang halus (lanugo). Pergerakan anak mungkin dapat dirasakan oleh ibu. Minggu ke 17 : Panjang janin 13 cm dengan beratnya 120 gram. Hingga bentuk rahim terbentuk oval dan  bukan membulat. Akibatnya, rahim terdorong dari rongga pinggul mengarah ke rongga perut. Minggu ke 18 :

Taksiran panjang janin 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Rahim dapat diraba tepat di  bawah pusar,ukurannya kira-kira sebesar buah semangka. Pertumbuhan rahim ke depan akan mengubah keseimbangan tubuh ibu. Minggu ke 19 : Panjang janin 13-15 cm dengan taksiran berat 200 gram. Sistem saraf janin yang terbentuk di minggu ke 4 ini makin sempurna perkembangannya. Minggu ke 20 atau 5 Bulan: Panjang janin 14-16 cm dengan berat 260 gram. Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa di bedakan menjadi 2 lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam. Bunyi jantung sudah dapat di dengar. Kalau lahir sudah berusaha untuk bernafas. Minggu ke 23 : Tubuh janin tak lagi terlihat kelewat ringkih karena bertambah montok dengan  berat hampir mencapai 550 gram dan panjang sekitar 20 cm. Wajah dan tubuhnya secara keseluryhan amat mirip dengan penampilannya sewaktu di lahirkan nanti. Hanya saja rambut lanugo yang menutup sekujur tubuhnya kadang berwarna lebih gelap di usia kehamilan ini. Minggu ke 24 atau 6 Bulan : Janin makin terlihat berisi dengan berat yang di perkirakan mencapai 600 gram dan panjang sekitar 21 cm. Rahim terletak sekirar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas simfisis  pubis/tulang kemaluan. Kulitnya keriput dan lemak mulai di timbun di bawah kulit. Kulit tertutup oleh vernix caseosa yang bermaksud untuk melindungi kulit. Minggu ke 25 : Berat bayi sekitar 700 gram dengan panjang dari puncak kepala sampai bokong kira-kira 22 cm. Sememtara jarak dari puncak rahim ke simfisis pubis sekitar 25 cm. Umumnya akan dilakukan USG berseri seminggu 2 kali untuk melihat apakah  perkembangan bayi terganggu atau tidak. Minggu ke 26 : Di usia ini berat bayi 850 gram dengan panjang dari bokong sampai puncak kepala sekitar 23 cm. Denyut jantung sudah jelas-jelas terdengar, normalnya 120-160/menit. Minggu ke 27 : Bayi kini beratnya melebihi 1000 gram. Panjang totalnya mencapai 34 cm dengan panjang  bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm Minggu ke 28 atau 7 Bulan : Kepala bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mungkin mengalami tekanan dibagian diafragma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar 1700 gram dan panjangnya sekitar 40 cm. Minggu ke 29 : Beratnya sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm. kelahiran prematur mesti di waspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya. Bila di lahirkan di minggu ini,ia mampu bernafas meski dengan susah payah. Minggu ke 30 : Beratnya mencapai 1400 gram dan kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang berada sekitar 10cm di atas pusar membesar rasa tak nyaman, terutama pada pinggul dan perut seiring  bertambah besar kehamilan. Minggu ke 31 : Berat bayi sekitar 1600 gram dengan taksiran  panjang 40 cm.Waspadai bila muncul gejala nyeri dibawah tulang iga sebelah kanan,sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang.Terutama bila disertai tekanan darahtinggi yang mencapai peningkatan lebihdari 30 ml/Hg.

Minggu ke 32 atau 8 Bulan : Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram dengan panjang tubuh 42 cm. Umumnya hemodilusi atau pengenceran darah mengalami puncaknya pada minggu ini. Untuk ibu hamil dengan kelainan jantung, hipertensi, dan preeklampsia, mesti ekstra hati- hati. Permukaan kulit masihmerah dan keriput seperti kulit orang yang tua. Minggu ke 33 : Beratnya lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43 cm. Di minggu ini mesti di waspadai terjadi abrupsio plasenta atau plasenta lepas dari dinding rahim Bisa terlepas sebagian maupun total yang berujung dengan syok pada ibu akibat kehilangan darah dalam  jumlah besar maupun kematian bayi Minggu ke 34 : Berat bayi hampir 2275 gram dengan taksiran panjang sekitar 44 cm. Penggunaan USG bisa di manfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung, dan organ lain. Minggu ke 35 : Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berta 2450 gram. Namun yang terpenting, mulai minngu ini bayi umumnya sudahmatang fungsi paru- parunya. Minggu ke 36 atau 9 Bulan : Panjangnya mencapai 46 cm dan beratnya 2500gram. Tes kematangan paru di minggu ini  perlu dilakukan bila muncul keragu-raguan akan taksiran usia kehamilan. Karena sudah ada lapisan lemak di bawah kulit,ia sudah berisi. Minggu ke 37 : Panjang 47 cm dan berat 2950 gram,di usia ini bayi dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Minggu ke 38 : Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Rasa cemas menanti-nantikan saat melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu mengalami puncak gangguan emosional. Minggu ke 39 : Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram dengan panjang sekitar 49 cm. Diminggu ini pula dokter yang menangani biasanya siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai postmatur atau lewat waktu. Tak heran kalau bayi  postmatur umumnya berkulit kering /keriput atau malah mengelupas. Minggu ke 40: Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu yang telah diperkirakan.Kepala di tumbuhi rambut.kuku melebuhi ujung jari. Pada laki-laki testis sudah ada dalam scrotum. Pada wanita labia mayora menutupi labia minora.

Quran surah alHajj ayat 5 Artinya:5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Kelompok alMukminun ayat 12-16 Diskusikan ayat-ayat di bawah ini yang meneranhkan proses kejadian manusia

12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami  jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang  belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. 
15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. 
16. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
Arti Penting Periode Prenatal Bagi Perkembangan
Pembuahan se telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusia pada periode
 – periode selanjutnya. Menurut Elizabeth Hurlock (1980), setidaknya ada empat kondisi penting yang member pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa dating, yaitu: 
1) penentuan sifat bawaaan, 
2) penentuan  jenis kelamin, 
3) penentuan jumlah anak, dan 
4) penenntuan posisi urutan anak.

Penentuan sifat bawaan
Waktu pembuahan dipandang sangat penting karena pada saat inilah ditentukan sifat bawaan (pembawaan) dari individu yang baru terbentuk. hal ini adalah karena dalam masing-masing sel kelamin, Baik sel pria maupun sel wanita, terdapat 23 pasangan kromosom, dan setiap kromosom

mengandung ribuan partikel yang dinamakan “Gen” Gen adalah yang dipandang sebagai factor penentu keturunan. Gen terdiri dari bahan kimia yang memilikki struktur sangat rumit, yang dikenal dengan DNA (deoxiyribonucleic acid ), yang akan memberikan arah pada pembentukan zat kimia lainnya, yaitu pritein, salah satu protein ini adalah “protein struktural” yang ada dalam darah, otot, jaringan tubuh,alat tubuh dan struktur badan lainnya. Bentuk kedua dari protein ialah “enzim” (enzyme) yang  bertugas mengendalikan reaksi kimia fisik di dalam tubuh (pengadaan dan penyimpanagan tenaga,  peleburan makanan, dan waktu yang diperlukan untuk perkembangan). Gen dari ciri dan fungsi tertentu terletak pada tempat yang tertentu yang dinamakan loci (locus) pada kromosom tertentu pula. Sewaktu sperma dan ovum bergabung, zigot akan menerima satu gen darimasing-masing lokus kromosom dari masing-masing orang tua. Bila gen-gen yang
diterima oleh zigot pada lokus tertentu ternyata ada “perintah” yang
 paling berlawana, kemungkinannya ialah salah satunya akan menguasai sepenuhnya,atau hanya sebagian,atau kedua unsur yang saling berlawanan itu akan membentuk satu hasil yang tertentu (Davindof, 1988). Orang tua memberikan separuh dari kromosom mereka kepada setiap anak-anaknya,dimana mereka ini menerima kombinasi yang berbeda-beda. Ini berarti tubuh manusia merupakan hasil eksprimen yang paling unik, yang tidak dapat diulangi atau dicoba pada orang lain. Kecauli mereka yang kembar dua atau tiga. Kembar identik atau yang sering disebut
monozigot 
 (satu telur) merupakan kejadian yang langka, karena terjasdi dari pecahnya satu zigot menjadi dua zigot atau lebih dengan gen yang identik. Sedangkan bayi kembar yang kebanyakan adalah
 fraternal
atau
dizigot.
 Asal usulnya adalah dari pertemuan antara sperma dan ovum yang berbeda,. Dan antara kembar tersebut secara genetic mirip dengan kakak beradik tidak kembar yaitu memilikki 50% dari gen mereka. Karena itu, secara umum manusia satu dengan manusia lainnya mempunyai variasi, yang sangat  berbeda-beda di dalam genetik. Anggota keluarga biasa mirip, tetapi orang yang tidak mempunyai hubungan darah akan memperlihatkan ciri yang berbeda. Penentuan sifat bawaaan mempengaruhi  perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu.
 Pertama
, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kalau kondisi-kondisi sebelum dan sesudah lahir menguntungkan, dan kalau seorng mempunyai dorongan yang sangat kuat, ia dapat mengembangkan sifat-sifat fisik dan mental yang diwarisinya sampai batas maksimumnya, tetapi tidak dapat berkembang labih jauh ;lagi.
 Kedua.
Bahwa sifata bawaaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada anak.

Penentuan jenis kelamin
Penentuan jenis kelamin individu merupakan unsure penting yang terjadi pada saat  pembuahan. Jenis kelamin ini bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan ovum. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa setiap sel benih mengandung 23 kromosom salah satu dari 23  pasangan kromosom ini terdapat kromosom jenis kelamin. Sel telur atauovum wanita yang matang mengandung kromosom X, sedangkan spermatozoa pria mengandung sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y. Bila telur wanita yang mengandung kromosom X bersatu dengan sperma pria yang mengandung kromosom Y. Hasilnya menjadi kombinasi kromosom XY, yang akan menghasilkan jenis kelamin pria. Bila spermatozoa yang mengandung kromosom X bersaatu dengan ovum, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XX, ini menghasilkan keturunan wanita. Ketika sel-sel sperma pria dan sel-sel telur wanita telah bersatu maka tidak ada lagi yang dapat dilakukan untuk mengubah jenis kelamin individu yang baru dibentuk. Janis kelamin anakyang ditentukan pada saat pembuahan ini secara langsung ataupun tidak lansung akan mempengaruhi pola  prilaku dan pola keperibadian sepanjang hidup individu yang bersangkutan. Ada tiga mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama hidupnya, nyaitu.

 Pertama,
 setiap tahun anak-anak mengalami peningkatan tekanan-tekanan budaya dari para orang tua, guru, kelompok sebaya mereka, dan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan pola- pola sikap dan prilaku yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Anak-anak yang  belajar berprilaku sesuai dengan apa yang dianggap wajar bagi jenis kelamin mereka akan menerima dukungan social, sebaliknya, anak-anak yang gagal menyesuaikan diri akan mengalami kritik, dan  bahkan akan dikucilkan oleh masyarakat.

Kedua
, pengalaman belajar ditentukan oleh jenis kelamin individu. Di rumah, di sekolah, dan di dalam kelompok bermain, anak-anak belajar apa yang dianggap pantas anggota-anggota jenis kelamin mereka, anak laki-laki yang belajar memainkan permainan anak perempuan akan disebut s
ebagai “banci” dan anak perempuan yang menyukai permainan anak laki
-laki disebut sebagai“tomboi”.

 Ketiga
, dan mungkin yang terpenting adalah sikap orang tua an anggota-anggota keluarga  pennting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka. Penelitian tentaang kecendrungan jenis kelamin yang disukai menunjukan bahwa anggapan tradisional yang lebih menyukai anak laki-laki, terutama sebagai anak pertama, masih banyak ditemukan. Kuatnya  pemilihan jenis kelamin tertentu akan mempengaruhi sikap orang tua, yang pada gilirannya mempengaruhi prilaku mereka terhadap anak dan hubungan mereka dengan anak.
Penentuan jumlah anak
Peristiwa penting ketika yang terjadi pada saat pembuahan adalah penentuan jumlah anak, apakah kelahiran berbentuk tunggal atau kembar. Meskipun pada umumnya dalam pristiwa kelahiran hanyasatu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi kelahiran kembar, baik kembar dua, tiga, empat, maupun kembar lima. Kelahiran anak kembar ini terjadi apabila ovum yang telah dibuahi (zygote
)oleh satu spermatozoa membelah menjadi dua bagian atau lebih yang terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Apabila ini terjadi, akan menghasilkan kembar identik (uniovular ) dua, tiga, atau lebih dibuahi secara bersamaan oleh spermatozoa yang berlainan, akan menghasilkan kembar non-identik (
biovular , atau fraternal 
) dua, tiga atau lebih. Dilihat dari perspektif perkembangan, kelahiran anak tunggal dan kembar ini jelas memiliki  perbedaan yang signifikan, serta mempunyai pengaruh terhadap pola perkembangan sebelum dan sesudah kelahiran. Dalam lingkungan sebelum lahir misalnya, anak-anak dari kelahiran kembar  berbeda dalam hal-hal penting dari anak kelahiran tunggal. Bagi anak tunggal, eterus ibu sepenuhnya dimilikinya, sehingga ia dapat bergerak dan berkembang dengan lebih bebas di dalamnnya, sedangkan  bagi kembar, ia terpaksa berdesakan di ruang alamiah itu. Akibatnya salah satu di antaranya berada dalam posisi yang kurang menguntungkan daripada yang lain. Akibatnya lebih jauh, anak kelahiran kembar sering lahir prematur karena rahim tidak mampu lagi merenggang lebih lanjut seiring dengan  bertambah besarnya janin. Meskipun ini tidak terlalu benar, tetapi cacat fisik atau psikologis lebih umum terjadi di antara anak kelahiran kembar daripada kelahiran tunggal. Kemudian, dalam lingkungan pascalahir, anak kelahiran kembar juga berbeda dengan kelahiran tunggal. Bayi kelahiran tunggal jelas akan mendapat perhatian dari orang tua sepenuhnya. Sebaliknya, bayi kelahiran kembar harus brbagai waktu dan perhatian orang tua. Bila satu anak lebih lemah, ia mungkin lebihb banyak mendapat perhatian. Dalam kondisi demikian, mungkin saja saudara kembarnya merasa bahwa orang tuanya bersikap pilih kasih. Dengan demikian, selama tahun-tahun  pertama, pada saat dasar pola keperibadian diletakkan, bayi kembar memperoleh lebih sedikit  perawaatan dari ibu dibandingkan bayi tunggal, sehingga mungkin saja mereka tidak merasa dicintai. Di samping itu, banyak orangb tua, terutama ibu, merasa bahwa bayi-bayi kembar harus memakai baju yang sama dan melakukan permainan yang sama, terutama apabila bayi-bayi itu memiliki jenis kelamin yang sama. Adanya tekanan-tekanan untuk menjadi sama, dan diabaikannya kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan individualitas mereka sendiri akan meninggalkan  bekas pada keperibadian dan pola prilaku mereka.
Penentuan urutan anak
Posisi anak dalam urutan saudara-saaudaranya merupakan kondisi keempat yang ditentukan  pada saat pembuahan, dan mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Hal ini adalah karena umumnya orang tua memilki sikap, perlakuan dan memberikan peran yang spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, anak menengah, atau anak bungsu, sikap, perlakuan dan peran yang diberikan orang tua sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai  pengaruh terhadap keperibadian dan pembentukan sikap anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya dalam mengembangkan  pola prilaku tertentu,. Misalnya, bila anak pertama diharapkan bertindak contoh bagi saudaranya yang lebih muda dan merawat mereka, hal ini akan mempengaruhi sikap anak pertama terhadap diri dan  perilaku mereka sendiri seapanjang rentang hidupnya.

Beberapa telaah tentang pengaruh posisi urutan terhadap penyesuaian dalam perkawinan di kemudian hari, menunjukan bahwa penyesuaian perkawinan yang terbaik terjadi dalam keluarga-keluarga di mana suami merupakan anak tertua yang mempunyai adik-adik wanita. Sebab para suami yang dilahirkan sebagai anak pertama telah belajar bertanggung jawab dan mengadakan penyesuaian yang lebih baik dalam kehidupan perkawinan. Sedangkan penyesuaian yang terburuk dan jumlah  perceraian yang terbesar terdapat dalam keluarga dimana suami merupakan adik yang mempunyai kakak-kakak wanita. Kenyataan menunjukan bahwa anak pertama cenderung lebih cerdas dan  berprestasi tinggi daripada saudara-saudaranya yang lebih muda. Dari uraian di atas dapat disimpulkan periode prenatal merupakan periode awal kehidupan manusia yang sangat menentukan pola perkembangannya pada periode-periode selanjutnya. Sifat-sifat  bawaan yang diturunkan sekali untuk selamanya dan berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjurnya, ditentukan pada periode ini. Kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang  perkembangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat  perkembangannya, bahkan merusak perkembangan selanjutnya. Di samping itu, periode prenatal juga merupakan periode penentuan jenis kelamin individu. Jenis kelamin yang sudah ditentukan pada saat  pembuahan ini tidak dapat diubah, karena itu jelas akan mempengaruhi pola perkembangannya di kemudian hari. Di samping terjadinya perkembangan yang lebih cepat, periode prenatal juga ditandai dengan lebih banyaknya terjadi perkembangan dan pertumbuhan normal dibandingkan dengan periode- periode lain dalam seluruh rentang kehidupan individu. Hal ini dapat difahami, betapa selama 9 bulan sebelum kelahiran, individu tumbuh dari sel yang sangat kecil menjadi bayi yang panjangnya 20 inci dengan berat rata-rata 3,5 kg.diperkirakan bahwa selama masa prenatal ini berat badan bertambah 11juta kali. Demikian juga, dikatakan bahwa pada periode prenatal terjadi perkembangan cepat, karena dari sebuah sel berbentuk bulat berkembanglah anggota-anggota tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga pada saat kelahiran bayi dapat dikenali sebagai manusia. Meskipun periode prenatal merupakan periode di mana perkembangan dan pertumbuhan terjadi lebih banyak dan lebih cepat, namun periode ini juga mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis yang sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya, bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan. Terakhir, periode prenatal juga merupakan saat dimana calon orang tua menentukan sikapnya terhadap anak yang akan lahir. Sikap ini akan sangat mempengaruhi cara bagaimana orang tua memperlakukan dan mengasuh anaknya. Terutama selama tahun-tahun pertama pembentukan keperibadiannya
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode berikutnya. Selama  periode prenatal ini, graham merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolut luput dari pengaruh-pengaruh luar (Santrock, 1995).

Sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada kondisi internal ibu, baik kondisi fisik maupun fisikisnya. Sebab, dan janin merupakan suatu unitas organic yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin dipenuhi melalui proses fisiologis yang sama. Substansi fisik ibu akan mengalir pula ke dalam jasad janinnya. Demikian pula dengan setiap gerakan yang dilakukan ibu, dapat memberikan rangsangan berupa pengalaman indra yang beranekaragam.oleh sebab itu, kesehatan ibu, pengaturan diet, pemakaian obat,serta kondisi emosional ibu dapat menimbulkan  pengaruh kimia prebatal (chemical prenatal influence) yang berakibat kerusakan sel dan merupakan kejadian traumatic (traumatic event ). Ribuan bayi yang lahir cacat dan atau terbelakang secara mental setiap tahun merupakan hasil dari peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan ibu. Dalam uraian berikut ini akan dibahas beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal.
1)

Kesehatan ibu
Penyakit yang diderita ibu dapat mempengaruhi perkembangan prenatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kenccing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin, dansebagainya, dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula, bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan disertai dengan gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza, gondok dadn cacar, dapat merusak perkembangan janin. Bahkan, apabila ibu hamil terserang campak rubella (campak jerman) dapat dipastikan bahwa 60% kemungkinan bayi dalam keadaan lahir cacat. Jika campak rubella menyerang pada dua bulan pertama kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketuliaan, kelainan jantung, kerusakaan pada system syaraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional. Apabila terjadi pada trimester kedua, setelah fetus terbentuk, dampaknya kecil sekali, mungkin hanyaa gangguan pada pendengaran, penglihatan dan bicara (Seifert dan Hoffnung 1994). Bahkan, ketika campak rubella berjangkit pada tahun 1964-1965, telah mengakibatkan 30.000 kematian  prenatal dan neonatal (baru lahir), dan lebih dari 20.000 bayi lahir dalam kondisi cacat (Santrock, 1995). Di samping itu, sifilis juga merupakan penyakit yang sangat membahayakan perkembangan masa prenatal. Selain mempengaruhi organogenesis, sebagaimana yang diakibatkan oleh campak rubella, sifilis juga merusak organ setelah organ terbentuk. Kerusakan meliputi luka mata, yang dapat menyebabkan kebutaan, dan luka kulit, ketika sefilis muncul pada saat kelahiran, akan terjadi msalah-masalah lain yang melibatkan system saraf pusat dan system perencanaan. Dalam kasus sifilis yang terjadi selama trimester kedua kehamilan, sekitar 25 % mengakibatkan kematian fetus. Sementara itu 25% mengakibatkan kematian setealah janin lahir, sekitar 25% janin yang dapat  bertahan hidup memperlihatkan tanda-tanda seperti penyakit kuning, anemia, radang paru-paru,  penyakit kulit, dan radang tulang. (Blackman, 1990). Besarnya dampak kesehatan ibu-ibu hamil terhadap perkembangan masa prenatal juga terlihat  jelas ketika ibu menderita sindrom kehilanagan kekebalan tubuh, yang lebih dikenal dengan AIDS (
 Acquired Immune Dificiency Syndrome
). AIDS adalah penyebab utama kematian peringkat kedelapan di kalangan anak-anak dari usia 1 sampai dengan 4 tahun pada tahun 1989. Sepanjang akhir tahun 199, AIDS telah ditemukan pada 3.123 anak-anak kecil yang usianya kurang 13 tahun. Jumlah kasus AIDS anak-anak tersebut tidak mencakup sekitar 10.000 anak-anak terinfekssi HIV yang belum menderita dampak AIDS sepenuhnya. Dilaporkan sekitar 83% anak-anak yang terkena AIDS adalah anak-anak keturunan Afro-Amerika dan Amerika latin.mayoritas ibu yang menularkan HIV kepada keturunannya yang terinfeksi melalui penggunaan obatan-obatan yang disuntikan kedalam pembuluh darah atau hubungan heteroseksual dengan para pengguna obat-obatan suntik (Santrock, 1995). Setidak-tidaknya ada tiga cara ibu yang menderita AIDS meninfeksi anaknya: (1) selama hamil, melalui ari-ari. (2) selama melahirkan, melalui kontak dengan daarah atau cairan ibu; dan (3) setelah melahirkan, melalui air susu. 78% dari kasus AIDS pada anak-anaak, ditularkan oleh ibunya  pada saat melahirkan, salaah satunya melalui plasenta atau melalui kontak dengan darah yang sudah terkontaminasi HIV pada waktu kelahiran (Seinfert dan Hoffnung, 1994).

1)Usia Ibu Penelitian di bidang kedokteran mengenai angka kematian bayi dan ibu, ternyata menunjukkan adanya angka kematian bayi dan ibu lebih tinggi, bila ibu melahirkan anak pertama sebelum umur ibu mencapai 20 tahun atau di atas 35 tahun. Di samping kematian, juga kemungkinan  besar melahirkan anak-anak yang terbelakang

2)Makanan ibu
Ibu yang hamil harus memilih makanan yang bergizi bila menghendaki kelahiran bayi yang sehat. Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh sebab itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Suatu investigasi tentang ibu-ibu di lowa mendokumentasikan pentingnya peran gizi dalam  perkembangan masa prenatal dan kelahiran. Makanan 400 orang wanita hamil dipelajari dadn status  bayi mereka yang baru lahir diukur. Ternyata, ibu-ibu yang makanannya paling buruk cinderung memiliki anak yang beratnya paling rendah, kurang vitalitas, dan lahir premature atau meninggal. Dalam investigasi lain, makanan tambahan (
 Diet supplement ) yang diberikan kepada ibu-ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan meningkatkan performa anak mereka selama 3 tahun pertama kehidupannya (Werner, dalam Santrock, 1995). Kurangnya makanan bergizi, misalnya kekurangan protein pada ibu yang hamil, terutama  pada 1-5 bulan kehamilan, dapat mempengaruhi perkembangan janin di dalam kandungan. Misalnya saja dapat menyebabkan bayi menjadi terbelakang (mental retanded) atau bayi lahir premature.

3)Keadaan emosi ibu
Walaupun tampaknya tidak ada hubungan langsung antara ibu dan susunan keadaan emosi ibu dapat mempengaruhi reaksi dan perkembangan janin.Telah terbukti, bahwa keadaan emosi ibu seperti marah, takut dan cemas akan menimbulkan reaksi pada susunan saraf otonom, yaitu melepaskan beberapa zat kimiawi ke dalam alira darah. Hal ini akan merangsang kelenjar endokrin, terutama andrenals dan jumlah hormon. Metabolisme dalam tubuhpun akan mengalami  perubahan. Jelasnya, komposisi perubahan darah dan zat kimiawi di bawa ke placenta, dan menyebabkan  perubahan sistem sirkulasi pada janin. Perubahan ini akan mengganggu perkembangan janin. Berdasarkan penelitian telah dibuktikan, bahwa gerakan-gerakan tubuh janin meningkat beberapa ratus persen bila ibu berada dalam keadaan emosional. Hal lain, ketegangan emosi yang dialami ibu akan mempengaruhi kelahiran kelak. Lebih jauh lagi  biasanya kedaan emosi ibu selama mengandung dapat mempengaruhi sikapnya menghadapi bayi yang dilahirkan nanti.
4)

Sinar Rontgen (X Ray)
Penyinaran dengan sinar X pada ibu yang mengandung tidak akan membahayakan janin, bila diberikan dalam jumlah kecil. Tetapi bila terlalu sering akan mengakibtakan cacat fisik dan mental.
5)

Penyakit ibu yang diderita ketika mengandung
Telah terbukti melalui penelitian bahwa keadaan ibu sakit dapat mempengaruhi  perkembangan janin. Pada ibu yang menderita Syphilis, ada kemungkinan: terjadi abortus, bayi yang dilahikan lemah, cacat fisik atau cacat mental. Rubella (German Measles) yang diperoleh ketika kehamilan 1-4 bulan, dapat merusak  perkembangan fetus, dan mengakibatkan bayi lahir bisu tuli, terbelakang atau menderuta penyakit katarak. Ibu yang menderita diabetes, seringkali melahirkan anak dengan cacat fisik yang meliputi sistem  pernafasan dan peredaran darah.

6)Obat-Obatan
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebutt dapat menimbulkan efek samping. Baik pada fisik maupun pada system kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan
metabolite.
 Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan di dalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin. Salah saatu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan  janin adalah
thalidomide
. Pada orang dewasa,
thalidomide
 tidak berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan
thalidomide
selama dua bulan pertama kehamilan, dapaat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin (Seiffert dan Hoffnung, 1994). Penelitian awal yang dilakukan David Carr terhadap ibu-ibu yang menggunakan pil anti hamil, merekomendasikan bahwa bagi ibu yang menelan pil anti hamil jangan hamil terlalu dekat dengan saat dihentikannya penggunaan pil tersebut. Sebab, dari 54 kasus keguguran yang terjadi 6  bulan setelah ibu berhenti menggunakan pil anti hamil, sebanyak 48 % menunjukan kromosom yang abnormal (Davidof,, 1988). Minuman yang mengandung alcohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi  perkembangan prenatal. Wanita pecandu alcohol dan tetap meminumnya selama kehamilannya dalam frekuensi yang sering , kemungkinan besar akan melahirkan bayi dengan gejala yang disebut
“Sindrom alcohol janin” (
 Fetal Alcohol Syndrome,
FAS). Yaitu kelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak meminum alcohol selama kehamilan. Keabnormalan itu meliputi cacat pada wajah, seperti hidung dan bibir bawah pendek. Jika ibu hamil meminum alcohol

setelah tri mester, kemungkinan bayi menderita kelainan jantung kepala kecil, penyimpangan pada tulang, serta memperlihatkan perlambatan perkembangan mental dan motorik (Barr et.all., 1990. Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa  prenatal, kelahiran, dan perkembangan pascalahir. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan kekurangan bobot kelahiran, menimbulkan resikoo aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama proses kelahiran, serta penyesuaian diri yang buruk. Rokok juga dihubungkan dengan keabnormalan structural dalam plasenta yang mencemari aliran darah ibu dan saripati makanan yang ditranmisikan pada janin. Di samping itu. Rokok juga dihubungkan dengan  peningkatan pada pemusatan kerbon monoksid dalam aliran darah ibu dan janin, salah satu factor yang menyebabkan kerusakan pada system saraf pusat dan penurunan berat kelahiran (Aaronson dan Mac Nee, 1989). Program intervensi yang dirancang untuk menyeru ibu-ibu hamil berhenti merokok, telah berhasil mengurangi beberapa dampak negatif rokok pada anak, terutama dalam meningkatkan  berat pada lahirnya (Vorhees dan Mollnow, 1987). Secara rinci dampak penggunaan obat-obatan terhadap perkembangan masa prenatal, dapat dilihat dalam tabel 6.1
Tabel 6.1
Dampak Penggunaan Obat-obatan Selama Kehamilan
Obat-obatan

Dampaknya pada janin dan anak 

Alkohol

Jumlah kecil menambah resiko aborsi spontan  jumlah sedang (1-2 kali minum sehari) diasosiasikan dengan munculnya ketidakmampuan memberi perhatian pada masa bayi.

Jumlah banyak menyebabkan sindrom alcohol janin. Menurut beberapa ahli, jumlah kecil hingga sedang, khususnya pada tiga  bulan pertama kehamilan dapat meningkatkan sindrom alcohol janin.

Nikotin/ rokok 

Merokok berat diasosiasikan dengan rendahnya berat lahir bayi, yang berarti dapat mengindap lebih banyak masalah kesehatan dibandingkan dengan bayi lain. Merokok dapat membahayakan khususnya pada  pertengahan kedua kehamilan.

Selama tiga bulan pertama kehamilan, obat  penenang dapat menyebabkan langit-langit mulut terbelah atau cacat bawaan lahir.

Obat penenang

Ibu yang memakai dosis tinggi dapat membuat bayi kecanduan, mengalami gemetar, gelisah dan mudah terluka.

Barbiturates 
Amfetamin dapat menyebabkan kelainan lahir 

Amfetamin

Menyebabkan ketergantungan obat-obatan dan gejala buruk pada kelahiran, baik fisik maupun mental, khususnya kalau ibu menggunakannya pada 3 bulan pertama kehamilan, seperti hipertensi, masalah  jantung, keterbelakangan perkembangan, dan kesulitan belajar 

Kokain/Mariyuana

Dapat menyebabkan berbagai kelainan lahir dan diasosiasikan dengan rendahnya berat dan panjang bayi.


Merokok berat diasosiasikan dengan rendahnya berat lahir bayi, yang berarti dapat mengindap lebih banyak masalah kesehatan dibandingkan dengan bayi lain. Merokok dapat membahayakan khususnya pada  pertengahan kedua kehamilan.
 

Selama tiga bulan pertama kehamilan, obat  penenang dapat menyebabkan langit-langit mulut terbelah atau cacat bawaan lahir.

Ibu yang memakai dosis tinggi dapat membuat bayi kecanduan, mengalami gemetar, gelisah dan mudah terluka.

Amfetamin dapat menyebabkan kelainan lahir 

Menyebabkan ketergantungan obat-obatan dan gejala buruk pada kelahiran, baik fisik maupun mental, khususnya kalau ibu menggunakannya pada 3 bulan pertama kehamilan, seperti hipertensi, masalah  jantung, keterbelakangan perkembangan, dan kesulitan belajar 

Dapat menyebabkan berbagai kelainan lahir dan diasosiasikan dengan rendahnya berat dan panjang bayi.


SUMBER:
diadaptasi dari John W. Santrock, (1995) Keadaan dan Ketegangan Emosi Ibu



4)Keadaan dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan Emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap  perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernafasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormone adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat  janin kekurangan udara. Ibu yang mengalami kecemsan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relative tenang dan aman, goncangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari  bayi yang baru lahir dan cacat fisik. Di samping itu, stres dan kecemasan yang dialami ibu setelah kehamilan, diasosiasikan dengan bayi yang sangat aktif, lekas marah (pemarah), dan tidak teratur dalam makan, tidur, dan  buang air. Kecemasan pada ibu dan kemungkinan terus berlanjut sampai setelah anak lahir (Sameroff dan Chandler, 1975). Suatu studi memperlihatkan hubungan anatara kecemasan ibu selama kehamilan dan kondisi bayi yang baru lahir. Dalam studi ini, ibu-ibu menjawab suatu kuesioner tentang kecemasan mereka setiap 3 bulan salama kehamilan. Ketika bayi sudah lahir, berat bayi, tingkat aktivitas, dan tangisannya diukur. Bayi dari ibu yang lebih cemas menangis lebih banyk sebelum diberi makan dan lebih aktif daripada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang kurang cemas (Santrock, 1998)
Kelahiran
Studi psikologis tentang kelahiran relative baru dibandingkan dengan studi medis. Studi  psikologis tentang kelahiran lebih difokuskan pada bagaimana pengaruh terhadap perkembangan  pascalahir, kondisi lingkungan pralahir, dan sejumlah factor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. Perhatian juga difokuskan pada prematuritas dan pengaruhnyah secara langsung dan jangka panjang terhadap perkembangan anak (Hurlock, 1978).
Tahap-tahap Kelahiran
Para ahli psikologi perkembangan (misalnya Santrock, 1995, Seifert dan Hoffnung, 1994). Membagi proses kelahiran dalam tiga tahap. Pada tahap
 pertama
, terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung selama 15 hingga 20 menit  pada permulaan dan berakhir 1 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Ketika tahap pertama berlangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi setiap 2 hingga 5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap pertama kelahiran. Kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci seingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua.
Dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahimdan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1.5  jam. Pada setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hamper setiap menit dan berlangsung kira-kira 1 menit.
Tahap ketiga.
 Setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusat, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir inilah yang paling pendek, yang berlangsung beberapa menit saja.
Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir
Studi psikologis dan medis, telah menunjukan beberapa kondisi yang menimbulkan pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pascalahir. Di antara kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi  perkembangan pascalahir itu adalah. 1)

Jenis Kelahiran,
Jenis kelahiran merupakan kondisi pertama yang menyebabkan kelahiran dapat mempengaruhi perkembangan pascalahir secara umum kelahiran dapat dibedakan atas lima jenis:


(1) kelahiran normal atau spontan, (2) kelahiran dengan peralatan, (3) kelahiran sungsang, (4) kelahiran melintang, dan (5) kelahiran melalui pembedahan Caesar (Santrock, 1995). Bayi yang lahir secara spontan biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan  barunya dibandingkan dengan bayi yang mengalami proses kelahiran yang lama dan sulit, serta menggunakan alat atau pembedahan. Demikian juga, bayi yang dilahirkan melalui persalinan Caesar umumnya lebih tenang, sedikit menangis, dan lebih sedikit mengeluarkan tenaga dalam  pergerakan acak tubuh dibandingkan dengan bayi lahir spontan atau dengan bantuan peralatan.

2)Pengobatan Ibu
Kondisi kedua yang dikaitkan dengan kelahiran yang mempengaruhi penyesuaian pascalahir adalah obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran. Belakangan ini, ibu-ibu yang akan melahirkan sering menggunakan obat-obatan dengan maksud menghilangkan rasa sakit atau untuk mempercepat proses melahirkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan kepada ibu saat melahirkan , semakin lama dan seamakin sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir. Bahkan, bayi yang lahir dari ibu yang memakan
oxytocin
(obat untuk mempercepat proses melahirkan), cenderung mengalami  penyakit kuning (jaundice). Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembnuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran (Santrock, 1995).

3)Lingkungan Pralahir
Kondisi kelahiran ketiga yang mempengaruhi penyesuaian pascalahir ialah jenis lingkungan  pralahir, setiap kondisi dalam lingkungan pralahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan tabel waktu yang normal, akan mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian  pascalahir dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.dalam suatu investigasi dilaporkan bahwa bayi yang berusia 2 tahun yang sebelum lahir terkena timbale bensin yang tinggi dalam darah tali pusat, mengalami kemunduran dalam suatu tes perkembanagan mental (Bellinger, et all.,1987).

4)Jangka Waktu Periode Kehamilan
Kondisi keempat yang berkaitan dengan kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pascalahir adalah lamanya periode kehamilan. Walaupun lama rata-rata periode kehamilan 38 minggu atau 266 hari, namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Ada kalanya bayi lahir lebih awal dan ada kalanya lahir lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut, bayi yang lahir lebih awal dari waktu rata-
rata disebut “prematur” sedangkan bayi yang lahir lebih lambat disebut “postmatur”.
 Bayi disebut postmatur bila ia lahir terlambat 2 minggu atau lebih, sedangkan bayi disebut  premature bila ia lahir lebih cepat 2 minggu atau lebih dari waktu rata-rata. Selain jangka waktu  periode kehamilan ukuran dan berat badan juga diperhitungkan. Bila berat bayi 2,7 kg atau kurang dengan panjang kurang kurang dari 19 inci, maka bayi dikategorikan premature ( Seifert dan Hoffnung, 1994). Bayi yang lahir prematur, bayi yang lahir sebelum waktunya maupun yang  berat lahirnya rendah, dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan lingkungan pascalahir dibandingkan dengan bayi usia normal sekalipun. Sebaliknya. Bayi prematur biasanya mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pascalahir. Bahkan dalam sautu investigasi yang dilakukan oleh Tiffany Field (1982),\ditemukan bahwa bayi berusia 4 bulan yang lahir premature memiliki kemampuan  bokal yang kurang, dan cinderung lebih menghindari kontak mata dibandingkan dengan bayi yang lahir tepat pada waktunya. Studi lain yang dilakukan Susan Rose, et. All. (1988), menemukan  bahwa bayi-bayi berusia 7 bulan yang beresko tinggi dan yang lahir prematur kurang dapat member perhatian secara visual terhadap kelembutan dan memperlihatkan kekurangan-kekurangan dalam memori pengenalan visual dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir  postmatur dan tepat waktunya.
5)

Perawatan Pasca Lahir
Kondisi kelahiran kelima yang mempengaruhi perkembangan pascalahir adalah jenis perawatan yang diperoleh bayi pada hari-
hari pertama kelahirannya. Kelahiran merupakan suatu “drama  penjebolan ” secara drastis, yang disert
ai dengan perubahan-perubahan kondisi (psiko-fisik) secara radikal revolusioner dari seorang bayi. Hal ini dapat difahami, sebab selama 9 bulan  berada dalam lingkungan rahim yang relatif stabil dan aman, janin tiba-tiba berada dalam

lingkungan, yang bukan saja berbeda tetapi juga sangat bervariasi. Karena perbedaan yang besar antara lingkungan intetrn (rahim) dengan lingkungan ekstern ini, mengharuskan bayi untuk melakukan penyesuain diri secara radikal dan cepat. Keharusan bayi yang baru lahir melakukan  penyesuaian diri yang tidak disertai dedngann kemampuan untuk melakukannya- karena kondisinya yang lemah
 – 
menuntut perawatan dan perhatian dari orang tua, terutama dari ibunya. Perawatan dan perhatian yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan  perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi kurang mendapat perawatan. Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memilkiki arti  penting bagi perkembangan bayi.oleh karena itu, selama waktu ini orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang member landsan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahun ke depan. Bayi yang dipisahkan dari ibunya pada segera telah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Untuk itu, beberapa rumah sakit mencoba menggunakan
suatu strategi kelahiran yang disebut “
rooming in
” (sekamar dengan bay
i). Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibu, dimaksudkan agar ibu segera dapat merespons dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi bayinya. Misalnya dalam hal tangisan  bayi, ibu yang dapat merespon tangisan bayi dan bertindak sesuai dengan tangisan tersebut, maka frekuensi bayi menangis akan berkurang dan bayi akan memiliki kemampuan lebih baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pascalahir (Hurlock, 1979). Di samping itu, metode lain yang dilakukan oleh beberapa ruumah sakit terhadap kelahiran adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan  bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu-bayi (Santrock, 1995).
6)

Sikap Orang Tua
Kondisi kelahiran keenam yang berpengaruh terutaama terhadap penyesuaian diri pascalahir adalah sikap orang tua. Bila sikap orang tua mengeuntungkan, hubungan orang tua dan anak akan  baik. Hubungan baik orang tua-anak ini akan dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang dialami setelah lahir. Misalnya, seorang ibu yang tenang sebelum dan selama melahirkan, akan menghasilkan lelbih banyak air susu dibandingkan dengan ibu yang tegang. Kondisi ini sangat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan cara makan baru yang harus dilakukan sesudah kelahiran, yaitu melakukan pengisapan putting susu ibu. Sebaliknya, orng tua yang memiliki sikap yang kurang menguntungkan, menyebabkan hubungan orang tua-bayi lebih emosional. Kondisi ini memperlambat penyesuaian bayi dalamhal makan dan tidur serta memperkuat tangisan yang pada gilirannya akan menganggu penyesuaian yang harus dilakukan bayi dengan lingkungan pascalahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang seorang ayah sangat dituntut berpartisipasi dalam persalinan anak. Sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Di samping itu, dilihat dalam konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan ini mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian  pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafal adzan dan qamat ke telinga bayi pada saat ia lahir.

Karakteristika periode prenatal
Periode prenatal merupakan periode yang singkat dalam kehidupan manusia. Periode prenatal merupakan periode yang pentang karena: 
1. Bakat/pembawaan yang ditentukan pada saat konsepsi akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya ditentukan pada periode ini. 
2.Kondisi ibu sangat mempengaruhi perkembangan janin. Kondisi ibu pada periode ini yang baik dapat membantu perkembangan bakat dan potensi anak, sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat bahkan merusak perkembangan selanjutnya. 3.Pada periode ini terjadi perkembangan yang lebih cepat dibandingkan periode-periode kehidupan lainnya. 
4.Pada saat ini calon orang tua menentukan sikapnya terhadap anak yang akan lahir. Sikap ini akan mempengaruhi cara mereka mengasuh anaknya, terutama pada periode permulaan dari kehidupan.

Bentuk-bentuk kelahiran
Terdapat 5 bentuk kelahiran, yaitu :

1.Kelahiran spontan Keadaan bayi normal, yaitu apabila posisi kepala terlebih dahulu keluar pada waktu melahirkan. 
2.Kelahiran sungsang Keadaan kelahiran dimana posisi bokong atau kaki terlebih dahulu keluar pada waktu melahirkan.\ 
3.Kelahiran melintang Keadaan kelahiran dimana letak bayi melintang dalam uterus, yang memerlukan penanganan khusus pada waktu melahirkan. 
4.Kelahiran dengan instrumen Keadaan kelahiran dengan menggunakan alat/instrumen untuk mengeluarkan bayi. Biasanya  bayi dikeluarkan dengan menggunakan alat/instrumen bila bayi terlalu besar atau dalam keadaan  posisi yang tidak memungkinkan lahir spontan. 
5.Operasi Ceasar Bila bayi menunjukkan indikasi akan mengalami kesulitan dalam kelahiran, maka biasanya untuk mengatasi keadaan ini dilakukan suatu operasi yang dikenal sebagai Operasi Ceasar.


Tidak ada komentar: