Bahan Pikir
Berbicara mengenai makhluk luar angkasa akan membawa kita pada kontroversi berkepanjangan yg sampai hari ditulisnya buku ini pun perdebatan dikalangan ilmuwan dan juga agamawan terus berlanjut. Tidak ada kata sepakat mengenainya. Ada yg mengkaitkan mereka dgn makhluk jenis Jin ada juga yg berpendapat bahwa mereka benar-benar ada dan berupa makhluk tersendiri terpisah dari jenis manusia dan jin ada juga yg mengingkari keberadaannya dan menganggapnya sekedar berita bohong isapan jempol dan imajinasi belaka.
Padahal seperti yg telah diungkapkan oleh Syaikh Muhammad
al-Ghazali dalam bukunya(1) bahwa bumi yg kita diami ini tidaklah lbh dari
sebutir debu dialam semesta yg amat besar dan megah dan penuh dgn kehidupan dan
makhluk hidup. Kita akan menjadi orang dungu apabila mengira hanya kita sajalah
makhluk hidup dalam wujud semesta yg maha luas ini. Allah telah menciptakan
begitu banyak galaksi mungkinkah hanya satu planet saja yg berisi kehidupan ?
Alam ini bagi al-Ghazali sudah penuh sesak dgn makhluk hidup
yg diciptakan oleh Allah yg merujuk pada wujud-Nya dan bersaksi tentang
kebesaran-Nya. Senada dgn pernyataan ini penulis Indonesia kontroversial
ditahun 80-an asal Sumatera Barat bernama Nazwar Syamsu(2) berpendapat bahwa
banyaknya laporan masyarakat bumi terhadap penampakan UFO atau piring terbang
harus menjadi alasan positip yg mengkuatkan adanya kehidupan manusia
bermasyarakat diplanet lain seperti halnya yg ada diplanet kita ini.
Namun berbeda dgn keduanya Muhammad Isa Dawud dgn semua
uraiannya yg panjang lebar didalam bukunya menyatakan bahwa semua misteri
seputar keberadaan piring terbang ataupun makhluk luar angkasa tidak lain
hanyalah perbuatan dan tipu daya Iblis bersama Dajjal yg memiliki markas besar
disegitiga Bermuda(3).
Terlepas dari perbedaan pendapat yg ada diatas tadi maka
bagaimanapun logika mereka tidak ada yg menyimpang dari apa yg disampaikan oleh
Allah dan Rasul-Nya didalam kitab suci al-Qur’an maupun al-Hadis. Mereka ini
pada hakekatnya berbeda dalam cara penafsiran ayat dan hadis sesuai dgn cara
maupun sudut pandang masing-masing. Tetapi satu hal yg pasti bahwa semua dalil
yg mereka pergunakan sangat patut utk dijadikan perhatian bagi kita semua
terutama utk yg tertarik dalam kajian ini.
Cerita mengenai keberadaan dari piring terbang dan
manusia-manusia dari luar angkasa sendiri sebenarnya sudah dikenal jauh sebelum
teknologi modern manusia dicapai misalnya dongeng-dongeng mengenai kerajaan
Atlantis atau juga kisah mengenai kepahlawanan Hercules yg akhirnya kembali
kelangit bersama ayahnya Zeus setelah menyelesaikan tugas dibumi tidak bisa
dianggap hanya sekedar cerita pengantar tidur bangsa Yunani kuno bahkan cerita
keperkasaan Gatot Kaca dalam wayang purwa yg memiliki baju terbang bernama
“Kotang Antakusuma” dan helm “Basunanda” lengkap dgn sepatu pelindung “pada
kacarma” juga menjadi suatu teori tersendiri oleh sejumlah peneliti masalah
piring terbang.
Lalu bagaimana sebenarnya pendapat al-Qur’an sendiri
mengenai hal-hal yg masih merupakan misteri besar ini ?
Kitab suci al-Qur’an memang tidak bercerita secara jelas
kepada kita mengenai keberadaan makhluk hidup diluar manusia berikut planet
dimana mereka tinggal. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa secara simbolik
al-Qur’an juga menolak keabsahan teori-teori tersebut sebab sebaliknya justru
al-Qur’an menggambarkan kekuasaan Tuhan disemua alam semesta yg melingkupi
seluruh makhluk hidup yg ada dan tersebar disemua penjuru galaksi.
Dan diantara ayat-ayat-Nya adl menciptakan langit dan bumi ;
dan Dabbah yg Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan
semuanya apabila dikehendaki-Nya. - Qs. 42 Asy-Syura :29
Dan Allah telah menciptakan Dabbah dari almaa’; diantara
mereka ada yg berjalan diatas perutnya dan ada juga yg berjalan dgn dua kaki
dan sebagiannya lagi berjalan atas empat kaki. Allah menciptakan apa yg Dia
kehendaki krn sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap sesuatu. - Qs. 24
An-Nur :45
Melalui surah asy-syura ayat 29 diatas kita memperoleh
gambaran dari al-Qur’an bahwa Allah telah menyebarkan dabbah disemua langit dan
bumi yg telah diciptakan-Nya. Pengertian dari istilah Dabbah ini sendiri bisa
kita lihat pada surah an-Nur ayat 45 yaitu makhluk hidup yg memiliki cara
berjalan berbeda-beda ada yg merayap seperti hewan melata ada yg berjalan dgn
dua kaki sebagaimana halnya dgn manusia dan ada pula yg berjalan dgn empat kaki
seperti kuda anjing kucing dan seterusnya sehingga merujuk istilah Dabbah yg
ada dilangit dgn makhluk berjenis Jin atau Malaikat saja dan mengabaikan
kemungkinan adanya makhluk jenis lain berarti bertentangan dgn maksud kitab
suci sendiri.
Dan hanya kepada Allah saja bersujud semua yg ada dilangit
dan dibumi mulai dari Dabbah hingga para malaikat; sementara para malaikat itu
tidak pernah berbuat angkuh – Qs. 16 an-Nahl : 49
Karena itu tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada mereka
yg menolak keberadaan makhluk hidup diluar jenis manusia dan jin sekaligus
menyatakan bahwa hanya diplanet bumi ini sajalah makhluk hidup ciptaan Allah
menurut pendapat penulis pribadi maka dijaman yg serba modern dan canggih ini
apalagi didukung oleh ayat-ayat al-Qur’an sendiri tidaklah bisa dibenarkan.
Adalah mustahil kebohongan dilakukan oleh hampir separuh penghuni bumi ini
dalam waktu yg berbeda dan bahkan dipisahkan oleh kurun masa berabad-abad dari
sekarang.
Su’ud Muliadi(1) misalnya menyatakan dalam bukunya bahwa
laporan paling tua mengenai pesawat dari luar angkasa yg mendarat dibumi ini
berasal dari abad ke-15 sebelum Masehi yaitu pada sebuah tulisan Mesir kuno yg
merupakan bagian dari buku harian Raja Thutmosis III yg merupakan raja Mesir
terbesar dimasa lalu dgn daerah kekuasaannya sampai kesungai Euphrat dan Sudan.
Laporan itu terjadi pada salah satu ekspedisi penaklukkan yg
dipimpinnya langsung dimana dalam perjalanannya Thutmosis III melihat adanya
sebuah lingkaran api muncul diangkasa dgn panjang sekitar 1 rod atau ± 5 meter
tanpa mengeluarkan suara dan perlahan bertambah tinggi naik keangkasa menuju
keselatan dan menghilang dikegelapan malam.
Seterusnya beberapa penemuan Arkeologi kerajaan Romawi kuno
juga menunjukkan bahwa penampakan dari piring terbang juga pernah terjadi
dimasa lalu. Salah satu penemuan itu berupa mata uang logam Romawi kuno yg
berukiran gambar bintang dan sebuah bola dgn antena mirip satelit yg ada
dijaman kita modern ini. Pendapat awal yg memperkirakan bahwa bola berantena
ini merupakan ukiran matahari akhirnya kandas setelah penyelidikan lbh lanjut
mengungkapkan adanya kenyataan empat sinar cahaya dari bola itu dipancarkan dgn
cara yg berlainan terhadap cahaya dari matahari. Apalagi pada mata uang logam
tersebut terdapat kata-kata Providentia Deorum yg memuliakan para dewa dan
terdapat seorang wanita dalam wujud Providentia muncul dari cahaya yg bersinar
tersebut(2).
Selanjutnya berturut-turut Yves Naud dalam bukunya berjudul
Peninggalan Masa Lampau yg misterius dan UFO dan Erich Von Daniken dgn bukunya
Adakah makhluk lain dari angkasa luar(3) memberikan kehadapan kita banyak
sekali data-data yg memastikan mengenai apa yg telah disampaikan oleh ayat-ayat
al-Qur’an tadi. Bahkan menurut Yves Naud berdasarkan penelitiannya yg panjang
teknologi yg pernah dicapai oleh nenek moyang manusia jaman dahulu kala jauh
melebihi apa yg sudah dicapai oleh manusia modern sekarang ini.
Hal ini dibuktikannya dgn keberadaan Peta Piri Reis yg
merupakan suatu peta dgn rancangan ilmu geografis sangat akurat Konon pada awal
abad ke delapan belas di istana Topkapi Turki ditemukan peta-peta kuno. Peta
itu adl milik seorang perwira tinggi Angkatan Laut Turki Laksamana Piri Reis.
Dua buah atlas yg disimpan di perpustakaan negara di Berlin yg memuat gambar yg
tepat dari laut Tengah dan daerah sekitar laut Mati juga berasal dari Laksamana
Piri Reis ini. Semua peta ini telah diserahkan kepada Arlington H. Mallerey seorang
Kartograf Amerika utk diteliti. Mallerey memperkuat fakta yg luar biasa bahwa
semua data geografi terdapat pada peta-peta itu tetapi tidak digambar pada
tempat yg semestinya. Ia minta bantuan dari Walters seorang kartograf dari Biro
Hidrografi Angkatan Laut Amerika Serikat. Mallerey dan Walters bersama-sama
menyusun suatu skala dan mentransformasikan peta itu menjadi bola dunia. Mereka
membuat penemuan yg menggemparkan.
Petanya memang cermat bukan hanya mengenai Laut Tengah dan
Laut Mati saja melainkan pantai-pantai Amerika Utara dan Selatan bahkan
garis-garis tinggi Permukaan Samudra Antartika pun dilukiskan dgn persis sekali
pada peta Piri Reis itu. Peta itu bukan hanya memproduksikan garis besarnya
benua-benua melainkan juga topografi dari daerah-daerah pedalaman. Pegunungan
puncak gunung pulau sungai dan dataran tinggi; semuanya digambarkan de ngan
ketepatan yg luar biasa.
Dalam tahun 1957 peta-peta itu diserahkan kepada Jesnit
Lineham yg menjabat direktur dari Weston Observatory merangkap juru potret pada
Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah memeriksanya dgn cermat Lineham pun
hanya dapat memperkuat ketepatannya yg fantastis itu bahkan sampai mengenai
daerah daerah yg di masa sekarang jarang sekali dipelajari. Yang paling
menonjol ialah bahwa pegunungan di Antartika yg baru ditemukan pada tahun 1952
dalam peta Reis telah terdapat. Pegunungan itu telah tertutup oleh es
beratus-ratus tahun lamanya. Peta kita sekarang dibuat berdasarkan hasil
pemetaan dgn menggunakan alat-alat gema suara. Penyelidikan terakhir yg
dilakukan oleh Profesor Charles. H. Hapgood dan ahli matematika Richard W.
Strachan telah memberikan informasi yg lbh mengherankan lagi. Setelah diadakan
perbandingan dgn hasil pemotretan bulatan dunia kita yg di lakukan secara
modern dari satelit perbandingan itu menunjukkan bahwa peta aslinya dari Piri
Reis itu pasti telah dibuat berdasarkan hasil pemotretan dari udara dgn
ketinggian yg jauh sekali.
Sebuah kapal ruang angkasa terbang diam di atas Kairo dan
membidikkan kameranya lurus ke bawah setelah filmnya dicuci maka akan terdapat
gambaran ini; segala sesuatu yg ada dalam radius kira-kira 5.000 mil dari Kairo
akan direproduksikan secara tepat krn semuanya ada di bawah lensa. Tetapi
negara-negara dan benua-benua di luar radius itu akan berubah reproduksinya
dari keadaan sebenarnya. Semakin jauh pandangan kita dari titik pusat gambar
semakin banyak penyimpangan atau perubahan gambarnya. Mengapa ini semua? krn
bumi ini berbentuk bulatan benua-benua yg jauh dari titik pusat seolah
tenggelam ke bawah. Negara Amerika Selatan misalnya tampaknya berubah dgn
janggal sekali pada ukuran memanjangnya persis seperti perubahan pada peta Piri
Reis ! Dan juga persis seperti hasil-hasil pemotretan yg dilakukan satelit
buatan dari Amerika.
Bagaimana kita bisa menjelaskan hal demikian itu bagaimana
mungkin nenek moyang kita mampu membuat peta seakurat ini dgn pengetahuan
mereka yg konon menurut buku-buku sejarah masih dalam taraf hidup didalam gua
dan mengembara ? Tidakkah teori yg menyatakan bahwa nenek moyang manusia
sebenarnya pernah mencapai kemajuan dibidang ilmu dan teknologi canggih sebelum
akhirnya melalui sebuah banjir besar telah melemparkan manusia kembali kejaman
batu bisa diterima ? Bisakah ajaran Islam yg diklaim sebagai ajaran Tuhan
semesta alam menjawab semuanya ?
Dan orang-orang yg hidup sebelum mereka sekarang ini telah
pernah mendustakan Kami padahal mereka yg ada sekarang ini belum sampai pada
sepersepuluh yg pernah Kami berikan kepada mereka dahulu kala. - Qs. 34 Saba’ :
45
Beberapa penafsir kitab suci ada yg merujuk maksud dari
orang-orang yg hidup sebelumnya pada ayat tersebut sebagai orang-orang non
muslim Mekkah yg sudah meninggal sebelum kenabian Muhammad akan tetapi adl
sah-sah saja bila kita menafsirkannya dgn makna yg lbh luas dari itu dan
menghubungkan ayat ini dgn teori yg sudah kita bahas sebelumnya. Apalagi dalam
catatan kakinya yg menjelaskan ayat ini Departemen Agama Republik Indonesia
menulis maksud dari sepersepuluh yg kami berikan kepada orang-orang sebelumnya
itu adl pemberian Allah seputar kepandaian ilmu pengetahuan umur panjang
kekuatan jasmani kekayaan harta benda dan sebagainya.(4)
Seperti yg sering saya singgung bahwa al-Qur’an harus
dipahami secara universal dan aktual sehingga kemonotonan penafsiran yg ada
pada tafsir Qur’an tradisional tidak membuat kitab suci ini sebagai sesuatu yg
hanya menjadi pajangan dimasjid ataupun bacaan saat menjelang sholat Jum’at.
Kita harus melanjutkan misi aktualisasi kitab suci yg sudah dirintis oleh
Syaikh Muhammad Abduh dan muridnya Rasyid Ridha diawal abad 20. Bangsa
Indonesia sendiri memiliki banyak cendikiawan muslim modern yg telah mencoba
memberikan tafsiran baru ayat-ayat al-Qur’an. Sebut saja misalnya nama-nama
seperti Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja melalui bukunya versi baru Ihya
Ulumiddin(5) atau Nurcholish Madjid dalam Khazanah Intelektual Islam(6) serta
nama Nazwar Syamsu yg terkenal dgn bukunya Tauhid dan Logika(7).
Dengan begitu maka kita bisa mendapatkan kitab suci
al-Qur’an benar-benar sebagai kitab petunjuk yg bermanfaat bagi manusia didalam
mempelajari ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Keberadaan planet-planet yg berfungsi sebagai tempat hidup
dan berkehidupan makhluk berjiwa seperti bumi misalnya secara eksplisit bisa
juga kita peroleh didalam ayat al-Qur’an :
Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu juga bumi;
berlaku hukum-hukum Allah didalamnya agar kamu ketahui bahwa Allah sangat
berkuasa terhadap segala sesuatu; dan Allah sungguh meliputi segalanya dgn
pengetahuan-Nya. - Qs. 65 ath-Thalaq : 12
Jika kata langit dan bumi disebut dgn bilangan tujuh yg
berarti banyak maka tentu yg dimaksud dalam ayat ini adl kemajemukan gugusan
galaksi yg terdiri dari jutaan bintang dan planet-planet yg ada sebagaimana yg
kita ketahui dari ilmu astronomi modern. Oleh karenanya secara tidak langsung
al-Qur’an menyatakan kepada kita bahwa Bumi yg kita diami ini bukanlah
satu-satunya bumi yg ada dijagad raya.
makhluk-makhluk yg ada dilangit dan dibumi memerlukan Dia
tiap waktu Dia dalam kesibukan. - Qs. 55 Ar-Rahman :29
Setelah berkali-kali mengadakan pengamatan secara teliti
menggunakan teleskop-teleskop Observatorium W.M. Keck Hawaii Observatorium Lick
di California dan Observatorium McDonald di Texas sejak bulan Juli 2003 yg lalu
maka hari selasa tanggal 31 Agustus 2004 sejumlah astronom mengumumkan penemuan
jenis planet baru yg memiliki lbh banyak kesamaan dgn Bumi dibanding dgn
planet-planet gas raksasa yg pernah ditemukan sebelumnya(8)
Planet-planet mirip bumi tersebut yg pertama berada di
gugusan Leo memiliki massa 21 kali ukuran bumi dan waktu rotasi 264 hari dgn
perkiraan jarak lbh kurang 33 tahun cahaya dari Bumi kita sedangkan planet
berikutnya berada digugusan Cancer memiliki massa 18 kali dari bumi dan waktu
orbit 281 hari dgn jarak dari bumi ini sekitar 41 tahun cahaya. Atas penemuan
kedua planet ini baik Barbara McArthur peneliti dari Universitas Texas di
Austin maupun Anne Kinney direktur Direktorat Misi Ilmiah Divisi Jagad Raya
NASA sama-sama mengungkapkan rasa optimisnya bahwa teka-teki keberadaan makhluk
hidup lain diluar bumi akan segera terjawab.
Planet lainnya yg baru ditemukan dan diduga memiliki juga
persamaan dgn bumi adl planet yg mengorbit bintang Gliese 876 berjarak sekitar
15 tahun cahaya dari bumi pada arah rasi bintang Aquarius dgn massa sebesar 59
hingga 75 kali massa bumi(9)
Sementara misi antariksa tanpa awak Voyager 1 yg diluncurkan
atas kerjasama NASA dan Caltech pada tanggal 5 September 1977 sudah berada
diluar tata surya kita dgn jarak 14 milyar kilometer dari planet bumi dan
tengah menyelidiki heliopause dan medium antar bintang ini adl satu-satunya
benda buatan manusia modern yg berada jauh diruang angkasa sehingga utk dapat
menangkap sinyalnya dipusat kontrol Jet Propulsion Laboratory di dekat Pasadena
California dibutuhkan waktu lbh dari 13 jam.(10)
Akhirnya bersikap terlalu skeptis terhadap sejumlah kalangan
yg menyibukkan dirinya utk melakukan eksplorasi angkasa raya guna menemukan
peradaban lain maupun mentertawakan sejumlah penelitian terhadap ilmu
pengetahuan yg pernah dicapai oleh nenek moyang manusia dimasa lalu sungguh
bukan perbuatan yg bijaksana dan bertentangan dgn kitab suci.
Hai orang-orang yg beriman janganlah kamu memperolok-olok
suatu kaum yg lain krn boleh jadi mereka itu lbh baik dari mereka yg
mengoloknya; dan jangan juga para wanita saling memperolok sesamanya sebab
boleh jadi wanita yg diperolokkan itu lbh baik dari wanita yg memperoloknya ;
dan jangan kamu mencela dirimu sendiri serta jangan kamu saling memanggil dgn
gelar yg jahat. Sejahat-jahat panggilan adl yg jahat setelah ia beriman dan
siapa saja yg tidak bertobat maka mereka adl orang yg zhalim. – Qs. 49
al-Hujuraat : 11
Kita selaku manusia modern ini harus segera berhenti
meneruskan perilaku pongah yg disertai stagnasi pendapatnya yg usang keberadaan
para aliens alias makhluk berjiwa diplanet bumi yg lain nun jauh dikedalaman
langit jangan sampai menimbulkan kekhawatiran berlebihan bahwa pendapat manusia
sebagai makhluk termulia akan dilecehkan atau menjadi rusak. Pada hakekatnya
manusia ini cuma sekedar makhluk yg hina(11) dgn kediaman berada dipinggiran
galaksi tak lbh dari setitik debu berjarak ± 300 juta miliar km dari pusat
Bimasakti. Mari kita berhenti berpikir egois dan merasa sebagai makhluk yg
paling diperhatikan Tuhan padahal nyaris tiap hari kita melupakan Tuhan dan
bergulat dgn dosa zinah korupsi dusta dan seribu satu macam kufur ni’mat
lainnya manusia terlampau membumi sehingga tidak kuasa melepas ke-‘akuannya’.
(1) Su’ud Muliadi Sm Hk Mahluk Angkasa Luar dan al-Qur’an
Penerbit PT. Garoeda Boeana Indah Pasuruan 1993 hal. 17.
(2) Idem hal. 21.
(3) Kedua buku ini bisa didownload langsung melalui Internet
dari website Beta-UFO dgn alamat http://www.betaufo.com/ dalam format file PDF
(4) al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama Republik
Indonesia Jakarta Penerbit Gema Risalah Press Bandung Edisi refisi tahun 1989
Catatan Kaki no 1244 hal. 691
(5) Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja Karsa Menegakkan jiwa agama
dalam dunia ilmiah versi baru Ihya Ulumiddin Penerbit Iqra Bandung 1982
(6) Nurcholish Madjid Khazanah Intelektual Islam Penerbit
Bulan Bintang Jakarta 1984
(7) Nazwar Syamsu Tauhid dan Logika al-Qur’an dasar tanya
jawab Ilmiah Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta 1980
(8) Kompas Cyber Media
http://www.kompas.com/teknologi/news/0409/01/173543.htm rubrik Sains Teknologi
(9) Harian umum Berita Pagi Planet Baru itu Kecil dan
Berbatu No. 37 Tahun 1 Rabu 15 Juni 2005 hal 1
(10) Wikipedia Indonesia ensiklopedi bebas berbahasa
Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Voyager_1
(11) Silahkan buka al-Qur’an surah 32 as-Sajdah ayat 8
Wassalam
Copyright
MAKHLUK LUAR ANGKASA
Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Berbicara mengenai makhluk luar angkasa akan membawa kita
pada kontroversi berkepanjangan yg sampai hari ditulisnya buku ini pun
perdebatan dikalangan ilmuwan dan juga agamawan terus berlanjut. Tidak ada kata
sepakat mengenainya. Ada yg mengkaitkan mereka dgn makhluk jenis Jin ada juga
yg berpendapat bahwa mereka benar-benar ada dan berupa makhluk tersendiri
terpisah dari jenis manusia dan jin ada juga yg mengingkari keberadaannya dan
menganggapnya sekedar berita bohong isapan jempol dan imajinasi belaka.
Padahal seperti yg telah diungkapkan oleh Syaikh Muhammad
al-Ghazali dalam bukunya(1) bahwa bumi yg kita diami ini tidaklah lbh dari
sebutir debu dialam semesta yg amat besar dan megah dan penuh dgn kehidupan dan
makhluk hidup. Kita akan menjadi orang dungu apabila mengira hanya kita sajalah
makhluk hidup dalam wujud semesta yg maha luas ini. Allah telah menciptakan
begitu banyak galaksi mungkinkah hanya satu planet saja yg berisi kehidupan ?
Alam ini bagi al-Ghazali sudah penuh sesak dgn makhluk hidup
yg diciptakan oleh Allah yg merujuk pada wujud-Nya dan bersaksi tentang
kebesaran-Nya. Senada dgn pernyataan ini penulis Indonesia kontroversial
ditahun 80-an asal Sumatera Barat bernama Nazwar Syamsu(2) berpendapat bahwa
banyaknya laporan masyarakat bumi terhadap penampakan UFO atau piring terbang
harus menjadi alasan positip yg mengkuatkan adanya kehidupan manusia
bermasyarakat diplanet lain seperti halnya yg ada diplanet kita ini.
Namun berbeda dgn keduanya Muhammad Isa Dawud dgn semua
uraiannya yg panjang lebar didalam bukunya menyatakan bahwa semua misteri
seputar keberadaan piring terbang ataupun makhluk luar angkasa tidak lain
hanyalah perbuatan dan tipu daya Iblis bersama Dajjal yg memiliki markas besar
disegitiga Bermuda(3).
Terlepas dari perbedaan pendapat yg ada diatas tadi maka
bagaimanapun logika mereka tidak ada yg menyimpang dari apa yg disampaikan oleh
Allah dan Rasul-Nya didalam kitab suci al-Qur’an maupun al-Hadis. Mereka ini
pada hakekatnya berbeda dalam cara penafsiran ayat dan hadis sesuai dgn cara
maupun sudut pandang masing-masing. Tetapi satu hal yg pasti bahwa semua dalil
yg mereka pergunakan sangat patut utk dijadikan perhatian bagi kita semua terutama
utk yg tertarik dalam kajian ini.
Cerita mengenai keberadaan dari piring terbang dan
manusia-manusia dari luar angkasa sendiri sebenarnya sudah dikenal jauh sebelum
teknologi modern manusia dicapai misalnya dongeng-dongeng mengenai kerajaan
Atlantis atau juga kisah mengenai kepahlawanan Hercules yg akhirnya kembali
kelangit bersama ayahnya Zeus setelah menyelesaikan tugas dibumi tidak bisa
dianggap hanya sekedar cerita pengantar tidur bangsa Yunani kuno bahkan cerita
keperkasaan Gatot Kaca dalam wayang purwa yg memiliki baju terbang bernama
“Kotang Antakusuma” dan helm “Basunanda” lengkap dgn sepatu pelindung “pada
kacarma” juga menjadi suatu teori tersendiri oleh sejumlah peneliti masalah
piring terbang.
Lalu bagaimana sebenarnya pendapat al-Qur’an sendiri
mengenai hal-hal yg masih merupakan misteri besar ini ?
Kitab suci al-Qur’an memang tidak bercerita secara jelas
kepada kita mengenai keberadaan makhluk hidup diluar manusia berikut planet
dimana mereka tinggal. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa secara simbolik
al-Qur’an juga menolak keabsahan teori-teori tersebut sebab sebaliknya justru
al-Qur’an menggambarkan kekuasaan Tuhan disemua alam semesta yg melingkupi
seluruh makhluk hidup yg ada dan tersebar disemua penjuru galaksi.
Dan diantara ayat-ayat-Nya adl menciptakan langit dan bumi ;
dan Dabbah yg Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan
semuanya apabila dikehendaki-Nya. - Qs. 42 Asy-Syura :29
Dan Allah telah menciptakan Dabbah dari almaa’; diantara
mereka ada yg berjalan diatas perutnya dan ada juga yg berjalan dgn dua kaki
dan sebagiannya lagi berjalan atas empat kaki. Allah menciptakan apa yg Dia
kehendaki krn sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap sesuatu. - Qs. 24
An-Nur :45
Melalui surah asy-syura ayat 29 diatas kita memperoleh
gambaran dari al-Qur’an bahwa Allah telah menyebarkan dabbah disemua langit dan
bumi yg telah diciptakan-Nya. Pengertian dari istilah Dabbah ini sendiri bisa
kita lihat pada surah an-Nur ayat 45 yaitu makhluk hidup yg memiliki cara
berjalan berbeda-beda ada yg merayap seperti hewan melata ada yg berjalan dgn
dua kaki sebagaimana halnya dgn manusia dan ada pula yg berjalan dgn empat kaki
seperti kuda anjing kucing dan seterusnya sehingga merujuk istilah Dabbah yg
ada dilangit dgn makhluk berjenis Jin atau Malaikat saja dan mengabaikan
kemungkinan adanya makhluk jenis lain berarti bertentangan dgn maksud kitab
suci sendiri.
Dan hanya kepada Allah saja bersujud semua yg ada dilangit
dan dibumi mulai dari Dabbah hingga para malaikat; sementara para malaikat itu
tidak pernah berbuat angkuh – Qs. 16 an-Nahl : 49
Karena itu tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada mereka
yg menolak keberadaan makhluk hidup diluar jenis manusia dan jin sekaligus
menyatakan bahwa hanya diplanet bumi ini sajalah makhluk hidup ciptaan Allah
menurut pendapat penulis pribadi maka dijaman yg serba modern dan canggih ini
apalagi didukung oleh ayat-ayat al-Qur’an sendiri tidaklah bisa dibenarkan.
Adalah mustahil kebohongan dilakukan oleh hampir separuh penghuni bumi ini
dalam waktu yg berbeda dan bahkan dipisahkan oleh kurun masa berabad-abad dari
sekarang.
Su’ud Muliadi(1) misalnya menyatakan dalam bukunya bahwa
laporan paling tua mengenai pesawat dari luar angkasa yg mendarat dibumi ini
berasal dari abad ke-15 sebelum Masehi yaitu pada sebuah tulisan Mesir kuno yg
merupakan bagian dari buku harian Raja Thutmosis III yg merupakan raja Mesir
terbesar dimasa lalu dgn daerah kekuasaannya sampai kesungai Euphrat dan Sudan.
Laporan itu terjadi pada salah satu ekspedisi penaklukkan yg
dipimpinnya langsung dimana dalam perjalanannya Thutmosis III melihat adanya
sebuah lingkaran api muncul diangkasa dgn panjang sekitar 1 rod atau ± 5 meter
tanpa mengeluarkan suara dan perlahan bertambah tinggi naik keangkasa menuju
keselatan dan menghilang dikegelapan malam.
Seterusnya beberapa penemuan Arkeologi kerajaan Romawi kuno
juga menunjukkan bahwa penampakan dari piring terbang juga pernah terjadi
dimasa lalu. Salah satu penemuan itu berupa mata uang logam Romawi kuno yg
berukiran gambar bintang dan sebuah bola dgn antena mirip satelit yg ada
dijaman kita modern ini. Pendapat awal yg memperkirakan bahwa bola berantena
ini merupakan ukiran matahari akhirnya kandas setelah penyelidikan lbh lanjut
mengungkapkan adanya kenyataan empat sinar cahaya dari bola itu dipancarkan dgn
cara yg berlainan terhadap cahaya dari matahari. Apalagi pada mata uang logam
tersebut terdapat kata-kata Providentia Deorum yg memuliakan para dewa dan
terdapat seorang wanita dalam wujud Providentia muncul dari cahaya yg bersinar
tersebut(2).
Selanjutnya berturut-turut Yves Naud dalam bukunya berjudul
Peninggalan Masa Lampau yg misterius dan UFO dan Erich Von Daniken dgn bukunya
Adakah makhluk lain dari angkasa luar(3) memberikan kehadapan kita banyak
sekali data-data yg memastikan mengenai apa yg telah disampaikan oleh ayat-ayat
al-Qur’an tadi. Bahkan menurut Yves Naud berdasarkan penelitiannya yg panjang
teknologi yg pernah dicapai oleh nenek moyang manusia jaman dahulu kala jauh
melebihi apa yg sudah dicapai oleh manusia modern sekarang ini.
Hal ini dibuktikannya dgn keberadaan Peta Piri Reis yg
merupakan suatu peta dgn rancangan ilmu geografis sangat akurat Konon pada awal
abad ke delapan belas di istana Topkapi Turki ditemukan peta-peta kuno. Peta
itu adl milik seorang perwira tinggi Angkatan Laut Turki Laksamana Piri Reis.
Dua buah atlas yg disimpan di perpustakaan negara di Berlin yg memuat gambar yg
tepat dari laut Tengah dan daerah sekitar laut Mati juga berasal dari Laksamana
Piri Reis ini. Semua peta ini telah diserahkan kepada Arlington H. Mallerey
seorang Kartograf Amerika utk diteliti. Mallerey memperkuat fakta yg luar biasa
bahwa semua data geografi terdapat pada peta-peta itu tetapi tidak digambar
pada tempat yg semestinya. Ia minta bantuan dari Walters seorang kartograf dari
Biro Hidrografi Angkatan Laut Amerika Serikat. Mallerey dan Walters
bersama-sama menyusun suatu skala dan mentransformasikan peta itu menjadi bola
dunia. Mereka membuat penemuan yg menggemparkan.
Petanya memang cermat bukan hanya mengenai Laut Tengah dan
Laut Mati saja melainkan pantai-pantai Amerika Utara dan Selatan bahkan
garis-garis tinggi Permukaan Samudra Antartika pun dilukiskan dgn persis sekali
pada peta Piri Reis itu. Peta itu bukan hanya memproduksikan garis besarnya
benua-benua melainkan juga topografi dari daerah-daerah pedalaman. Pegunungan
puncak gunung pulau sungai dan dataran tinggi; semuanya digambarkan de ngan
ketepatan yg luar biasa.
Dalam tahun 1957 peta-peta itu diserahkan kepada Jesnit
Lineham yg menjabat direktur dari Weston Observatory merangkap juru potret pada
Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah memeriksanya dgn cermat Lineham pun
hanya dapat memperkuat ketepatannya yg fantastis itu bahkan sampai mengenai
daerah daerah yg di masa sekarang jarang sekali dipelajari. Yang paling
menonjol ialah bahwa pegunungan di Antartika yg baru ditemukan pada tahun 1952
dalam peta Reis telah terdapat. Pegunungan itu telah tertutup oleh es
beratus-ratus tahun lamanya. Peta kita sekarang dibuat berdasarkan hasil
pemetaan dgn menggunakan alat-alat gema suara. Penyelidikan terakhir yg
dilakukan oleh Profesor Charles. H. Hapgood dan ahli matematika Richard W.
Strachan telah memberikan informasi yg lbh mengherankan lagi. Setelah diadakan
perbandingan dgn hasil pemotretan bulatan dunia kita yg di lakukan secara
modern dari satelit perbandingan itu menunjukkan bahwa peta aslinya dari Piri
Reis itu pasti telah dibuat berdasarkan hasil pemotretan dari udara dgn
ketinggian yg jauh sekali.
Sebuah kapal ruang angkasa terbang diam di atas Kairo dan
membidikkan kameranya lurus ke bawah setelah filmnya dicuci maka akan terdapat
gambaran ini; segala sesuatu yg ada dalam radius kira-kira 5.000 mil dari Kairo
akan direproduksikan secara tepat krn semuanya ada di bawah lensa. Tetapi
negara-negara dan benua-benua di luar radius itu akan berubah reproduksinya
dari keadaan sebenarnya. Semakin jauh pandangan kita dari titik pusat gambar
semakin banyak penyimpangan atau perubahan gambarnya. Mengapa ini semua? krn
bumi ini berbentuk bulatan benua-benua yg jauh dari titik pusat seolah
tenggelam ke bawah. Negara Amerika Selatan misalnya tampaknya berubah dgn
janggal sekali pada ukuran memanjangnya persis seperti perubahan pada peta Piri
Reis ! Dan juga persis seperti hasil-hasil pemotretan yg dilakukan satelit buatan
dari Amerika.
Bagaimana kita bisa menjelaskan hal demikian itu bagaimana
mungkin nenek moyang kita mampu membuat peta seakurat ini dgn pengetahuan
mereka yg konon menurut buku-buku sejarah masih dalam taraf hidup didalam gua
dan mengembara ? Tidakkah teori yg menyatakan bahwa nenek moyang manusia
sebenarnya pernah mencapai kemajuan dibidang ilmu dan teknologi canggih sebelum
akhirnya melalui sebuah banjir besar telah melemparkan manusia kembali kejaman
batu bisa diterima ? Bisakah ajaran Islam yg diklaim sebagai ajaran Tuhan
semesta alam menjawab semuanya ?
Dan orang-orang yg hidup sebelum mereka sekarang ini telah
pernah mendustakan Kami padahal mereka yg ada sekarang ini belum sampai pada
sepersepuluh yg pernah Kami berikan kepada mereka dahulu kala. - Qs. 34 Saba’ :
45
Beberapa penafsir kitab suci ada yg merujuk maksud dari
orang-orang yg hidup sebelumnya pada ayat tersebut sebagai orang-orang non
muslim Mekkah yg sudah meninggal sebelum kenabian Muhammad akan tetapi adl
sah-sah saja bila kita menafsirkannya dgn makna yg lbh luas dari itu dan
menghubungkan ayat ini dgn teori yg sudah kita bahas sebelumnya. Apalagi dalam
catatan kakinya yg menjelaskan ayat ini Departemen Agama Republik Indonesia
menulis maksud dari sepersepuluh yg kami berikan kepada orang-orang sebelumnya
itu adl pemberian Allah seputar kepandaian ilmu pengetahuan umur panjang
kekuatan jasmani kekayaan harta benda dan sebagainya.(4)
Seperti yg sering saya singgung bahwa al-Qur’an harus
dipahami secara universal dan aktual sehingga kemonotonan penafsiran yg ada
pada tafsir Qur’an tradisional tidak membuat kitab suci ini sebagai sesuatu yg
hanya menjadi pajangan dimasjid ataupun bacaan saat menjelang sholat Jum’at.
Kita harus melanjutkan misi aktualisasi kitab suci yg sudah dirintis oleh
Syaikh Muhammad Abduh dan muridnya Rasyid Ridha diawal abad 20. Bangsa
Indonesia sendiri memiliki banyak cendikiawan muslim modern yg telah mencoba
memberikan tafsiran baru ayat-ayat al-Qur’an. Sebut saja misalnya nama-nama
seperti Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja melalui bukunya versi baru Ihya
Ulumiddin(5) atau Nurcholish Madjid dalam Khazanah Intelektual Islam(6) serta
nama Nazwar Syamsu yg terkenal dgn bukunya Tauhid dan Logika(7).
Dengan begitu maka kita bisa mendapatkan kitab suci
al-Qur’an benar-benar sebagai kitab petunjuk yg bermanfaat bagi manusia didalam
mempelajari ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Keberadaan planet-planet yg berfungsi sebagai tempat hidup
dan berkehidupan makhluk berjiwa seperti bumi misalnya secara eksplisit bisa
juga kita peroleh didalam ayat al-Qur’an :
Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu juga bumi;
berlaku hukum-hukum Allah didalamnya agar kamu ketahui bahwa Allah sangat
berkuasa terhadap segala sesuatu; dan Allah sungguh meliputi segalanya dgn
pengetahuan-Nya. - Qs. 65 ath-Thalaq : 12
Jika kata langit dan bumi disebut dgn bilangan tujuh yg
berarti banyak maka tentu yg dimaksud dalam ayat ini adl kemajemukan gugusan
galaksi yg terdiri dari jutaan bintang dan planet-planet yg ada sebagaimana yg
kita ketahui dari ilmu astronomi modern. Oleh karenanya secara tidak langsung
al-Qur’an menyatakan kepada kita bahwa Bumi yg kita diami ini bukanlah
satu-satunya bumi yg ada dijagad raya.
makhluk-makhluk yg ada dilangit dan dibumi memerlukan Dia
tiap waktu Dia dalam kesibukan. - Qs. 55 Ar-Rahman :29
Setelah berkali-kali mengadakan pengamatan secara teliti
menggunakan teleskop-teleskop Observatorium W.M. Keck Hawaii Observatorium Lick
di California dan Observatorium McDonald di Texas sejak bulan Juli 2003 yg lalu
maka hari selasa tanggal 31 Agustus 2004 sejumlah astronom mengumumkan penemuan
jenis planet baru yg memiliki lbh banyak kesamaan dgn Bumi dibanding dgn
planet-planet gas raksasa yg pernah ditemukan sebelumnya(8)
Planet-planet mirip bumi tersebut yg pertama berada di
gugusan Leo memiliki massa 21 kali ukuran bumi dan waktu rotasi 264 hari dgn
perkiraan jarak lbh kurang 33 tahun cahaya dari Bumi kita sedangkan planet
berikutnya berada digugusan Cancer memiliki massa 18 kali dari bumi dan waktu
orbit 281 hari dgn jarak dari bumi ini sekitar 41 tahun cahaya. Atas penemuan
kedua planet ini baik Barbara McArthur peneliti dari Universitas Texas di
Austin maupun Anne Kinney direktur Direktorat Misi Ilmiah Divisi Jagad Raya
NASA sama-sama mengungkapkan rasa optimisnya bahwa teka-teki keberadaan makhluk
hidup lain diluar bumi akan segera terjawab.
Planet lainnya yg baru ditemukan dan diduga memiliki juga
persamaan dgn bumi adl planet yg mengorbit bintang Gliese 876 berjarak sekitar
15 tahun cahaya dari bumi pada arah rasi bintang Aquarius dgn massa sebesar 59
hingga 75 kali massa bumi(9)
Sementara misi antariksa tanpa awak Voyager 1 yg diluncurkan
atas kerjasama NASA dan Caltech pada tanggal 5 September 1977 sudah berada
diluar tata surya kita dgn jarak 14 milyar kilometer dari planet bumi dan
tengah menyelidiki heliopause dan medium antar bintang ini adl satu-satunya
benda buatan manusia modern yg berada jauh diruang angkasa sehingga utk dapat
menangkap sinyalnya dipusat kontrol Jet Propulsion Laboratory di dekat Pasadena
California dibutuhkan waktu lbh dari 13 jam.(10)
Akhirnya bersikap terlalu skeptis terhadap sejumlah kalangan
yg menyibukkan dirinya utk melakukan eksplorasi angkasa raya guna menemukan
peradaban lain maupun mentertawakan sejumlah penelitian terhadap ilmu pengetahuan
yg pernah dicapai oleh nenek moyang manusia dimasa lalu sungguh bukan perbuatan
yg bijaksana dan bertentangan dgn kitab suci.
Hai orang-orang yg beriman janganlah kamu memperolok-olok
suatu kaum yg lain krn boleh jadi mereka itu lbh baik dari mereka yg
mengoloknya; dan jangan juga para wanita saling memperolok sesamanya sebab
boleh jadi wanita yg diperolokkan itu lbh baik dari wanita yg memperoloknya ;
dan jangan kamu mencela dirimu sendiri serta jangan kamu saling memanggil dgn
gelar yg jahat. Sejahat-jahat panggilan adl yg jahat setelah ia beriman dan
siapa saja yg tidak bertobat maka mereka adl orang yg zhalim. – Qs. 49
al-Hujuraat : 11
Kita selaku manusia modern ini harus segera berhenti
meneruskan perilaku pongah yg disertai stagnasi pendapatnya yg usang keberadaan
para aliens alias makhluk berjiwa diplanet bumi yg lain nun jauh dikedalaman
langit jangan sampai menimbulkan kekhawatiran berlebihan bahwa pendapat manusia
sebagai makhluk termulia akan dilecehkan atau menjadi rusak. Pada hakekatnya
manusia ini cuma sekedar makhluk yg hina(11) dgn kediaman berada dipinggiran
galaksi tak lbh dari setitik debu berjarak ± 300 juta miliar km dari pusat
Bimasakti. Mari kita berhenti berpikir egois dan merasa sebagai makhluk yg
paling diperhatikan Tuhan padahal nyaris tiap hari kita melupakan Tuhan dan
bergulat dgn dosa zinah korupsi dusta dan seribu satu macam kufur ni’mat
lainnya manusia terlampau membumi sehingga tidak kuasa melepas ke-‘akuannya’.
(1) Su’ud Muliadi Sm Hk Mahluk Angkasa Luar dan al-Qur’an
Penerbit PT. Garoeda Boeana Indah Pasuruan 1993 hal. 17.
(2) Idem hal. 21.
(3) Kedua buku ini bisa didownload langsung melalui
Internet dari website Beta-UFO dgn alamat http://www.betaufo.com/ dalam format
file PDF
(4) al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama Republik
Indonesia Jakarta Penerbit Gema Risalah Press Bandung Edisi refisi tahun 1989
Catatan Kaki no 1244 hal. 691
(5) Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja Karsa Menegakkan jiwa
agama dalam dunia ilmiah versi baru Ihya Ulumiddin Penerbit Iqra Bandung 1982
(6) Nurcholish Madjid Khazanah Intelektual Islam Penerbit
Bulan Bintang Jakarta 1984
(7) Nazwar Syamsu Tauhid dan Logika al-Qur’an dasar tanya
jawab Ilmiah Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta 1980
(8) Kompas Cyber Media http://www.kompas.com/teknologi/news/0409/01/173543.htm
rubrik Sains Teknologi
(9) Harian umum Berita Pagi Planet Baru itu Kecil dan
Berbatu No. 37 Tahun 1 Rabu 15 Juni 2005 hal 1
(10) Wikipedia Indonesia ensiklopedi bebas berbahasa
Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Voyager_1
(11) Silahkan buka al-Qur’an surah 32 as-Sajdah ayat 8
Wassalam
Copyright
1. Periode Zaman Yang Tidak Diketahui/Zaman Pramanusia/Zaman
Nisnas
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Pembahasan Tuntas Peradaban Manusia dari awal hingga akhir
berkaca dari sudut pandang Islam
Membaca buku itu mudah, Mengambil pelajaran darinya itu
susah. "Hikmah, atau kebaikan, adalah barang berharga milik orang beriman,
dimana dan darimanapun dia menemukan, dialah yang paling berhak untuk
memanfaatkan" (HR. Tirmizi).
Klasifikasi manusia berdasarkan kemajuan masa maju mundur
peradabannya :
Peradaban Manusia Awal
Peradaban Manusia Tengah
Peradaban Manusia Akhir
Klasifikasi Periode-Periode Manusia :
Jaman Yang Tidak Diketahui/Jaman PraManusia/Jaman Nisnas
Jaman Nabi-Nabi
Jaman Khalifah
Jaman Kerajaan yang diturunkan
Jaman Diktator
Jaman Islam Akhir
Jaman Kiamat/Jaman peradaban Manusia Akhir yang tidak
mengenal Islam
Jaman Surga dan Neraka (Manusia atau Nisnas yang selevel
alam semestanya)/Jaman Alam Semesta Bangsa-Bangsa Baru (Nisnas) yang diciptakan
Allah SWT untuk menyembahNya (Bila Allah SWT Menghendakinya)
Periode 2 sampai dengan Periode 6 adalah Periode yang
diklasifikasikan dari Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya. Dan Periode ke-6 itu
adalah Periode terakhir umat-umat Islam yaitu umat-umat terdahulu yang telah
mengesakan Allah SWT (Monothaisme/Islam) hingga diangkat semua dari muka bumi
umat-umat Islam itu. Nabi Muhammad SAW mengklarifikasi periode Islam dalam 5
periode/tahap/massa(waktu).
“Muncul babak Kenabian di tengah kalian selama masa yang
Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya.
Kemudian muncul babak Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem)
Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika
Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak Raja-raja yang menggigit selama
masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah
menghendakinya. Kemudian muncul babak Penguasa-penguasa yang memaksakan
kehendak selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya
ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak Kekhalifahan mengikuti
manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian. Kemudian Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam diam.” (HR Ahmad)
”Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya
kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa
(kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka
mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman
(dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur
sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali
Imran ayat 140).
Diantara masa Periode tersebut dapat pula disimpulkan adalah
masa yang menjelaskan periode berturut-turut dipergilirikan masa kejayaan dan
kehancuran Islam (risalah Islam lengkap yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW) dan
masa kejayaan dan kehancuran kaum kafir, agar jelas perbedaan iman mereka.
Periode 1, 7 dan 8 adalah periode yang sengaja diklasifikasi
oleh penulis sendiri untuk membagi periode untuk penulisan buku ini.
1. Periode Jaman Yang Tidak
Diketahui/Jaman PraManusia/Jaman Nisnas
Cuplikan Sumber literatur :
Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di
muka bumi?
Pertanyaan
Apakah ada hadis dan riwayat yang menyebutkan bahwa Adam
adalah orang kedelapan yang hidup di muka bumi? Sembari menjelaskan hal ini,
tolong Anda terangkan siapa saja tujuh orang sebelum Nabi Adam itu? Apakah
terdapat nabi di antara mereka? Apakah mereka adalah orang-orang pintar?
Jawaban Global
Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan
riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang
ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia
pertama dari generasi ini.
Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa
generasi yang serupa dengan manusia yang disebut sebagai “insan atau Nisnas”
kendati kita tidak memiliki informasi yang akurat terkait dengan hal-hal
detilnya, tipologi personal dan model kehidupan mereka.
Karena itu, mungkin saja tatkala penciptaan Adam juga masih
terdapat beberapa orang dari generasi sebelumnya sebagaimana sebagian ulama
menyebutkan hal ini dalam menjelaskan pernikahan anak-anak Adam. (pen : tidak
benar, anak-anak Adam dinikahkan secara silang antara anak-anaknya, pada
masanya belum ada pelarangan menikah seperti itu karena keadaan Mereka adalah
sebagai manusia terawal di bumi)
Kami tidak menjumpai teks-teks agama yang menetapkan bahwa
Adam adalah manusia kedelapan di muka bumi. Benar bahwa terdapat beberapa
riwayat yang menjelaskan bahwa generasi Nabi Adam adalah setelah tujuh periode
dan tujuh generasi semenjak penciptaan Adam. Namun boleh jadi riwayat-riwayat
ini tengah menyinggung banyaknya periode-periode masa lalu.
Syaikh Shaduq dalam al-Khishâl, meriwayatkan dari Imam Baqir
As yang bersabda, “Allah SWT semenjak menciptakan bumi, menciptakan tujuh alam
yang di dalamnya (kemudian punah) dimana tidak satu pun dari alam-alam ini
berasal dari generasi Adam Bapak Manusia dan Allah SWT senantiasa menciptakan
mereka di muka bumi dan mengadakan generasi demi generasi dan alam demi alam
muncul hingga akhirnya, menciptakan Adam Bapak Manusia dan keturunannya berasal
darinya.
Adapun terkait dengan pertanyaan apakah mereka juga merupakan
nabi atau nabi-nabi dan termasuk sebagai manusia-manusia pintar atau tidak?
Kita tidak menemukan penjelasan tentang hal ini dalam ayat-ayat al-Quran dan
riwayat-riwayat. Namun mengingat bahwa mereka sama dengan kita, manusia (atau
Nisnas) maka dari sisi ini kita serupa dengan mereka. Dan tentu saja mereka
memiliki kecerdasan dan sangat boleh jadi dapat dikatakan bahwa untuk
membimbing mereka diutuslah nabi atau nabi-nabi kepada mereka.
Jawaban Detil
Dengan memanfaatkan al-Quran dan riwayat-riwayat secara
pasti dapat dikatakan bahwa sebelum Nabi Adam terdapat generasi atau beberapa
generasi yang mirip dengan manusia disebut sebagai “insan atau bangsa
Nisnas” meski terkait dengan hal-hal detilnya, tipologi personal dan
model kehidupan mereka, kita tidak memiliki informasi yang akurat.
Allamah Thabathabai berkata, “Dalam sejarah Yahudi
disebutkan bahwa usia jenis manusia semenjak diciptakan hingga kini tidak lebih
dari tujuh ribu tahun lamanya...namun para ilmuan Geologi meyakini bahwa usia
genus manusia lebih dari jutaan tahun lamanya. Mereka menyuguhkan sejumlah
argumen untuk dari fosil-fosil yang menyebutkan bahwa terdapat peninggalan
manusia-manusia pada fosil-fosil tersebut. Di samping itu, mereka juga
membeberkan dalil-dalil skeleton (tengkorak) yang telah membatu milik
manusia-manusia purbakala yang usianya masing-masing dari fosil dan skeleton
itu ditaksir, berdasarkan kriteria-kriteria ilmiah, kira-kira lebih dari lima
ratus ribu tahun. Demikian keyakinan mereka. Namun dalil-dalil yang mereka suguhkan
tidak memuaskan. Tidak ada dalil yang dapat menetapkan bahwa fosil-fosil ini
adalah badan yang telah membatu milik nenek moyang manusia-manusia hari ini.
Demikian juga tidak ada dalil yang dapat menolak kemungkinan ini bahwa
tengkorak-tengkorak yang telah membatu ini berhubungan dengan salah satu dari
periode manusia-manusia yang hidup di muka bumi, karena boleh jadi demikian
adanya, dan boleh jadi tidak. Artinya periode kita manusia-manusia boleh jadi
tidak bersambung dengan periode-periode fosil-fosil yang telah disebutkan,
bahkan boleh jadi berhubungan dengan manusia-manusia yang hidup di muka bumi
sebelum penciptaan Adam Bapak Manusia (Abu al-Basyar) dan kemudian punah.
Demikian juga kemunculan manusia-manusia yang kepunahannya berulang, hingga setelah
beberapa periode tibalah giliran generasi manusia masa kini.[1]
Karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat manusia sebelum
penciptaan Adam dan setelah manusia Adam ditemukan kemudian malaikat ditugaskan
untuk sujud kepadanya.[2]
Hanya saja al-Quran tidak menyebutkan secara tegas tentang
proses kemunculan manusia di muka bumi, apakah kemunculan jenis makhluk ini
(manusia) di muka bumi terbatas hanya pada periode sekarang yang kita hidup di
dalamnya, atau periode-periode yang banyak dan periode kita manusia-manusia
sekarang ini merupakan periode terakhir?
Kendati mungkin sebagian ayat al-Quran menengarai bahwa
sebelum penciptaan Adam As terdapat manusia-manusia yang hidup dimana para
malaikat dengan ingatan pikiran mereka tentang manusia, bertanya kepada Allah
SWT, “Apakah Engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah” [3] dimana dapat
disimpulkan dari ayat ini bahwa terdapat masa yang telah berlalu sebelum
penciptaan Nabi Adam.[4]
Namun terdapat beberapa riwayat dari para Imam Ahlulbait As
yang sampai kepada kita menegaskan bahwa sebelum generasi ini, terdapat
generasi-generasi sebelumnya yang telah punah dan riwayat-riwayat ini
menetapkan periode-periode manusia sebelum periode yang ada sekarang ini.
Sebagai contoh kami akan menyebutkan sebuah hadis berikut
ini:
Penyusun Tafsir Ayyasyi meriwayatkan dari Hisyam bin Salim
dan Hisyam bin Salim dari Imam Shadiq As yang bersabda, “Apabila
malaikat-malaikat tidak melihat makhluk-makhluk bumi sebelumnya, yang
menumpahkan darah lantas dari mana mereka dapat berkata, “Apakah Engkau akan
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya
dan menumpahkan darah?”[5]
Adapun sehubungan dengan apakah Adam merupakan manusia
kedelapan di muka bumi ini harus dikatakan bahwa kami tidak menjumpai teks-teks
agama yang menetapkan bahwa Adam adalah manusia kedelapan di muka bumi. Benar
terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan bahwa generasi Nabi Adam setelah
tujuh periode dan tujuh generasi semenjak penciptaan Adam. Namun boleh jadi
riwayat-riwayat ini tengah menyinggung banyaknya periode-periode masa lalu.
Misalnya Syaikh Shaduq dalam al-Khishâl, meriwayatkan dari Imam Baqir As yang
bersabda, “Allah SWT semenjak menciptakan bumi, menciptakan tujuh alam yang di
dalamnya (kemudian punah) dimana tidak satu pun dari alam-alam ini berasal dari
generasi Adam Bapak Manusia dan Allah SWT senantiasa menciptakan mereka di muka
bumi dan mengadakan generasi demi generasi dan masing-masing, alam demi alam
muncul hingga akhirnya, (Allah SWT) menciptakan Adam Bapak Manusia dan
keturunannya berasal darinya.[6]
Boleh jadi riwayat-riwayat ini dengan memperhatikan
riwayat-riwayat lainya yang menetapkan periode-periode yang banyak pada masa
silam, tengah menyinggung tentang banyaknya periode pada masa silam; misalnya
Syaikh Shaduq dalam kitab Tauhid mengutip riwayat dari Imam Shadiq As yang
bersabda, “Kalian mengira bahwa Allah SWT tidak menciptakan manusia lain selain
kalian. Bahkan (Allah SWT) menciptakan ribuan ribuan Adam dimana kalian adalah
generasi terakhir Adam dari generasi-generasi Adam (lainnya).”[7]
Demikian juga dalam al-Khisâl diriwayatkan dari Imam Shadiq
As yang bersabda, “Allah SWT menciptakan dua belas ribu alam yang masing-masing
(dari dua belas ribu itu) lebih besar dari tujuh petala langit dan tujuh petala
bumi. Tiada satu pun dari penghuni satu alam pernah berpikir bahwa Allah SWT
menciptakan alam lainya selain alam (yang ia huni).”[8]
Akan tetapi sebagaimana yang Anda perhatikan riwayat
terakhir menyinggung tentang penciptaan alam-alam dan boleh jadi alam-alam
tersebut berada di luar planet bumi dan kita dapat memandang riwayat-riwayat
yang menyebutkan tentang tujuh periode sebelumnya di muka bumi itu tidak
bertentangan satu sama lain.
Namun (dengan asumsi adanya manusia-manusia sebelum Adam)
apakah tatkala penciptaan Nabi Adam As manusia dari generasi manusia-manusia
sebelumnya masih tersisa?
Dengan memperhatikan beberapa indikasi bukan mustahil bahwa
pada masa penciptaan Adam terdapat orang-orang dari generasi-generasi
sebelumnya yang masih tersisa dan tengah mengalami kepunahan. Artinya mereka
masih tetap ada (pada masa penciptaan Adam) sebagaimana disebutkan oleh
sebagian ulama.[9] Salah satu ulama kontemporer terkait dengan pernikahan
anak-anak Adam berkata, “Di sini juga terdapat kemungkinan lain bahwa anak-anak
Adam menikah dengan manusia-manusia yang tersisa dari generasi sebelum Adam
karena sesuai dengan riwayat Adam bukanlah manusia pertama yang hidup di muka
bumi. Penelitian ilmiah manusia hari ini menunjukkan bahwa genus manusia
kemungkinan telah hidup di muka bumi semenjak beberapa juta tahun sebelumnya,
padahal sejarah kemunculan Adam hingga masa sekarang ini tidak terlalu lama
(kurang lebih 7000 tahun). Karena itu kita harus menerima bahwa sebelum Adam
terdapat manusia-manusia lainnya yang hidup di muka bumi yang tatkala
kemunculan Adam tengah mengalami kepunahan. Apa halangannnya anak-anak Adam
menikah dengan manusia dari salah satu generasi sebelumnya yang masih
tersisa?”[10]
Tentu saja tidak terdapat keraguan bahwa Nabi Adam adalah
manusia pertama dari generasi yang ada sekarang ini.
Al-Quran nampaknya menegaskan bahwa generasi yang ada
sekarang ini berasal dari ayah dan ibu yang berujung pada satu ayah (bernama
Adam) dan satu ibu (yang dalam beberapa riwayat dan Taurat bernama Hawa) dan
kedua manusia ini adalah ayah dan ibu seluruh manusia. Demikian juga ayat-ayat
berikut menyokong makna ini,
“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air
yang hina (air mani).” (Qs. Al-Sajdah [32]:8);
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah
seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya, “Jadilah” (seorang manusia) , maka jadilah dia.” (Qs. Ali
Imran [3]:59);
“(Ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada malaikat,
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah
Kusempurnakan penciptaannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku; maka
hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (Qs. Shad [38]:71 &
72)
Seperti yang Anda saksikan ayat-ayat yang telah dikutip
memberikan kesaksian bahwa sunnah Ilahi menjamin lestarinya generasi manusia
melalui pembuahan sperma namun penciptaan dengan sperma ini terjadi setelah dua
orang dari jenis ini (manusia sekarang ini) diciptakan dari tanah liat dan Dia
menciptakan Adam. Kemudian setelah Adam, istrinya yang diciptakan dari tanah
liat (dan setelah memiliki badan dan alat-alat reproduksi, Allah menciptakan
anak-anaknya dengan menciptakan sperma pada badan Adam dan istrinya).
Karena itu, tidak terdapat keraguan bahwa generasi manusia
(sekarang ini) berujung pada Adam dan istrinya berdasarkan bentuk lahir
ayat-ayat yang disebutkan di atas.[11]
Adapun pertanyaan berikutnya apakah di antara generasi
tersebut terdapat seorang nabi? Apakah mereka juga termasuk orang-orang yang
memiliki intelegensia? Kita tidak menemukan penjelasan tentang hal ini dalam
ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat. Namun mengingat bahwa mereka sama
dengan kita, manusia (atau Nisnas) maka dari sisi ini kita sama dengan mereka.
Dan tentu saja mereka memiliki intelegensia dan kecerdasan serta sangat boleh
jadi dapat dikatakan bahwa untuk membimbing mereka diutuslah nabi atau
nabi-nabi kepada mereka.
Indeks Terkait:
Nabi-nabi Jin Sebelum Penciptaan Manusia, Pertanyaan 792
(Site: 851)
[1]. Muhammad Husain Thabathabai, terjemahan Persia Tafsir
al-Mizân, jil. 4, hal. 222, Penerjemah Sayid Muhammad Baqir Musawi Hamadani,
Intisyarat Jami’ah Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qum, Qum, 1374 S, Cetakan Kelima.
[2]. Ibid, jil. 16, hal. 389.
[3]. (Qs. Al-Baqarah [2]:30)
[4]. Muhammad Husain Thabathabai, Terjemahan Persia Tafsir
al-Mizan, jil. 4, hal. 222 dan 223.
[5]. Allamah Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 11, hal. 117,
Muassasah al-Wafa, Beirut, Libanon, 1404 H.
Syaikh Shaduq, al-Khishâl, jil. 2, hal. 652, Hadis 54.
[6]. Diadaptasi dari Pertanyaan 2999 (Site: 3297)
[7]. Syaikh Shaduq, Tauhid, jil. 2, hal. 277, Cetakan
Teheran.
[8]. Al-Khishâl, jil. 2, hal. 639, Hadis 14, Diadaptasi dari
Pertanyaan 516 (Site: 563)
[9]. Bagaimanapun tadinya kita (pada masa-masa
sebelumnya) tidak memiliki informasi dan referensi ketika para Imam Syiah
berkata-kata tentang manusia pra Adam (Bapak Manusia) yang berasal dari
manusia-manusia yang telah menjadi fosil. Namun mengingat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi hari ini, nilai ucapan-ucapan seperti ini akan
dipahami lebih baik dan akan lebih mudah memahamkan kepada kita tentang
hubungan mereka dengan dunia metafisika.
[10]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 3, hal.
247, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1374 S, Cetakan Pertama; Silahkan
lihat, Ya’qub Ja’fari, (Tafsir) Kautsar, jil. 2, hal. 349.
[11]. Muhammad Husain Thabathabai, Terjemahan Persia Tafsir
al-Mizân, jil. 4, hal. 224 dan 225.
Cuplikan Sumber literatur
Menelusuri sejarah penciptaan manusia pada awal mulanya
tentulah hal yang mustahil diketahui oleh masyarakat yang telah berada pada
generasi kemudian dalam jarak yang berselisih ribuan tahun seperti pada masa
kita saat ini. Tak ada satupun ditemukan adanya catatan sejarah yang merekam
pengakuan manusia pertama tentang ihwalnya ketika pertama kali lahir ke dunia.
Kalau pun ada, apakah ia akan menuliskannya sejak ketika pertama kali dalam
proses penciptaan, bahkan sejak masih dalam rencana?
Maka Allah SWT, sebagai pencipta tunggal segala makhluk
adalah yang seharusnya menjadi acuan dalam perolehan informasi yang tidak saja
valid tetapi juga objektif, tidak terdistorsi oleh ego manusia itu sendiri.
Dengan Kasih Sayang dan KemahakuasaanNya, Allah SWT telah memberikan kepada
manusia sebagai makhluk berakal, yaitu acuan maha sempurna dan teliti yang
terkandung dalam Al Qur’an (QS. 21:106) beserta Hadits RasululLah SAW maupun
ayat-ayat Allah lainnya yang berupa bekas-bekas peninggalan masa lalu, yang
diizinkanNya untuk muncul ke permukaan agar manusia bertafakur (QS. 24:34).
Berikut ini adalah beberapa Kalam Suci Allah SWT dalam Al
Qur’an mengenai hal ihwal manusia di awal penciptaannya
Allah-lah yang lebih
mengetahui penciptaan manusia
terdahulu dan yang akan
datang - QS. 15:24 (Al Hijr), Dan sesungguhnya Kami
mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kamu dan Kami mengetahui
orang-orang yang kemudian.
Penciptaan Manusia Sebagai Sang Khalif di Bumi, Diikuti
Pernyataan Keheranan Para Malaikat (reaksi seolah seperti pernah menyaksikan
polah tingkah manusia sebelumnya, ungkapan kekhawatiran para
malaikat akan datangnya
kembali murka Allah pada
manusia hingga dibinasakannya) - QS. 02:30 (Al
Baqarah), Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Mengapa
Engkau hendak menjadikan di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan
menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui”.
Adanya umat lain selain Nabi Adam a.s. - QS. 3:33 (Aali
‘Imraan), Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan
keluarga Imran, melebihi segala umat.
Bagaimana penciptaan orang-orang terdahulu? - QS. 04:01
(An-Nisaa’), Hai sekalian manusia, bertaqwalah kamu kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari satu diri dan daripadanya Allah menciptakan pasangan
(suami)-nya, dan berkembang dari keduanya lelaki dan perempuan yang banyak, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu saling meminta (dengan menyebut nama)-Nya,
dan peliharalah keluarga. Sesungguhnya Allah adalah sangat memperhatikanmu.
Sudah adakah orang-orang terdahulu? - QS. 56:10 (Al
Waaqi’ah), Dan orang-orang terdahulu dari yang dahulu.
Kemanakah orang-orang terdahulu itu? - QS. 54:49 (Al Qamar),
Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan kadar.
QS. 54:50 (Al Qamar), Dan tiadalah urusan Kami kecuali satu
kalimat seperti sekejap mata.
Makhluk serupa manusia - QS. 54:51 (Al Qamar), Dan sungguh
telah Kami binasakan orang-orang yang serupa dengan kamu, maka apakah orang mau
mengambil pelajaran?
QS. 20:128 (Thaahaa),
Maka apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat yang Kami
binasakan sebelum mereka, mereka berjalan pada (bekas) tempat tinggal umat itu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah sebagai tanda bagi orang yang
mempunyai akal.
Allah menetapkan kehancuran umat dahulu dan terdahulu yang
(walaupun) telah memiliki Peradaban Tinggi, Lebih Banyak dan Kuat. QS. 50:36
(Qaaf), Dan berapa banyak umat telah Kami binasakan sebelum mereka? Mereka
lebih besar kekuatannya maka mereka telah menjelajahi negri-negri. Adakah
tempat lari?
QS. 40:82 (Al Mu’min), Maka apakah mereka tidak berjalan di
bumi, lalu mereka perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang sebelum mereka?
Adakah mereka (umat terdahulu) lebih banyak dan lebih kuat dan bekas-bekasnya
di bumi dari mereka? Maka tidak bergunalah bagi mereka apa-apa yang telah
mereka usahakan.
Cuplikan Sumber Literatur
Berdasar penyelusuran Genetika, diketahui Y-chromosomal Adam
(Y-MRCA), diperkirakan Adam “Manusia Modern”, hidup di bumi pada sekitar
237,000 sampai 581,000 tahun yang lalu.
Fakta ilmiah ini didukung, atas penemuan fosil manusia
modern, di Sungai Omo Ethiopia yang berusia sekitar 195.000 tahun. Serta hasil
penyelusuran Mitochondrial Eve, yang diperoleh hasil telah ada di bumi pada
sekitar 200.000 tahun yang lalu.
Dalam ilmu geologi, masa 237,000 sampai 581,000 tahun yang
lalu, di sebut sebagai Era Middle Pleistocene (126.000 sampai dengan 781.000
tahun yang lalu).
Beberapa Bantahan
1. Penyelusuran Genetika, baik Y-chromosomal Adam (Y-MRCA), maupun
Mitochondrial Eve, berdasarkan sampel manusia modern, yang hidup saat ini.
Sementara berdasarkan catatan sejarah, sangat banyak
bangsa-bangsa yang pernah hidup di bumi, mengalami kepunahan.
Untuk salah satu contoh, saat terjadi Letusan Gunung Toba,
manusia hampir diambang kepunahan. Dengan demikian, manusia yang ada sekarang,
adalah keturunan dari segelintir manusia yang dahulu selamat dari bencana
Letusan Gunung Toba.
Gunung Toba meletus diperkirakan terjadi pada 74.000 tahun
yang lalu. Ada yang menduga letusan ini 20.000 kali lebih dahsyat dari Bom Atom
yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki. Letusan Gunung Toba ini, menjadi
letusan yang paling membunuh sepanjang masa, sehingga hanya menyisakan sekitar
30.000 orang yang selamat.
Hal ini memberi kita alasan, masa peradaban manusia, tentu
akan jauh lebih lama, seandainya penyelusuran Genetika, juga memperhitungkan
bangsa-bangsa yang telah punah.
2. Ditemukan benda-benda arkeologi, peninggalan umat manusia
yang telah berumur jutaan tahun.
Peninggalan Arkeologi itu, antara lain :
Jembatan Penyebrangan (Rama Bridge) yang dibikin pasukan
kera, untuk Sri Rama, menyeberang ke Alengka, setelah di tes dengan kadar
isotop sudah berumur 1.700.000 tahun.
Penelitian oleh Richard Leicky, di tahun 1972, terhadap
sedimen Pleistocene di daerah Old Govie Jourg (Kenya), yang memperoleh
kesimpulan telah ada peradaban umat manusia pada sekitar 1,7 juta tahun yang
lalu (Sumber : Para Penghuni Bumi, sebelum Kita, hal.17-18, tulisan Muhammad
Isa Dawud).
Perkiraan masa hidup Nabi Adam
Ada yang memperkirakan, masa kehidupan Nabi Adam telah
berumur milyaran tahun. Namun pendapat ini, tentu harus diselaraskan dengan
keadaan bumi, berdasarkan penelitian para ilmuwan.
Menurut Ilmu Astronomi, Bumi mulai terbentuk sekitar 4,5 milyar
tahun yang lalu. Dan Bumi berdasarkan pendapat para ilmuan, baru layak
ditinggali makhluk hidup “mamalia” pada sekitar 70 juta tahun yang lalu. Dimana
pada masa itu, oksigen yang sangat dibutuhkan makhluk hidup, sudah sangat
bersahabat.
Berdasarkan informasi dari Al Qur’an, dimasa Nabi Adam telah
ada teknologi pertanian dan peternakan. Hal tersebut tergambar melalui korban,
dari anak-anak Nabi Adam yang bersengketa, yaitu berupa hasil-hasil pertanian
dan peternakan. Dan salah satu bentuk korban yang dipersembahkan adalah hewan
mamalia jenis Qibas (Kambing), jadi bukan binatang purba seperti “dinosaurus”
atau lainnya. Berdasarkan temuan Fosil di wilayah Nevshir,
hewan Kambing telah ada di bumi pada sekitar 8 juta-10 juta tahun yang
lalu (Sumber : Harun Yahya)
Adanya pertanian dan peternakan di masa Nabi Adam,
menunjukkan pada masa itu, disekitar padang arafah, yang merupakan tempat
tinggal pertama umat manusia, merupakan wilayah yang subur.
Berdasarkan pendapat Profesor Alfred Kroner (seorang ahli
ilmu bumi (geologi) terkemuka dunia, dari Department Ilmu Bumi Institut
Geosciences, Johannes Gutenburg University, Mainz, Germany), ia menyatakan
dataran Arab pernah menjadi daerah yang subur, di masa belahan bumi lain,
mengalami Era Salju (Snow Age).
Dengan mengacu kepada dalil-dalil diatas, diperkirakan
Nabi Adam hidup di bumi ada adalah pada sekitar masa Era Salju, yang terjadi
antara 1,7 juta sampai 10 juta tahun yang lalu. Dan penelitian Geologi,
menunjukkan Era Salju (Snow Age) terjadi pada sekitar 2,6 juta tahun yang lalu.
Apakah di masa 2,6 juta tahun yang lalu, adalah masa
kehidupan Nabi Adam dan keluarganya ?
WaLlahu a’lamu bishshawab.
Masa kehidupan Nabi Adam mungkin bisa lebih lampau
lagi. Hal ini terkait dengan ditemukannya “kawasan Al Gharbia” yang berada di
Uni Emirat Arab, yang dipekirakan pada masa 8 juta tahun yang lalu, merupakan
daerah yang subur.
Di temukannya jejak kaki, yang diduga jejak kaki manusia,
yang telah berumur sekitar 3,6 juta tahun, di Laetoli, Tanzania.
Pendapat Penulis :
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk
menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang
kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya
sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang
membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu)
dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” (QS. Muhammad
[47];38)
Walau ayat ini “dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan
mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu
(ini)” dimaknain/ditafsirkan untuk tujuan lain tapi dapat pula kita melihat
sejumlah makna-makna tersirat lainnya. Penulis percaya bahwa Al-quran dan
hadist punya makna tersurat yang jelas dan sejumlah manka-makna tersirat yang
kadang-kadang dapat kita pahami satu atau lebih makna tersirat itu, penulis
juga percaya bahwa kadang makna-makna itu bisa menjadi 2 makna tujuan utama,
yaitu menjelaskan keadaan ciri-ciri subjek secara nyata dan menjelaskan aliran
kejadian/sejarah subjek atau simbol terhadap subjek atau objek berkenaan
keadaan yang mirip subjek/pengganti kata, ambil contoh bila kita memaknai kata
“ular” secara nyata adalah sejenis binatang melata, secara simbol adalah
manusia yang bersifat licik (berbelok-belok) atau simbol lain tentang cerita
keadaan waktu/kejadian yang berbelok-belok/berbelit-belit, atau bermakna simbol
sebuah sungai yang berbelok-belok, sungai yang mirip kepala/badan ular untuk
penyebutan suatu tempat. Dan kadang-kadang pemaknaan ini adalah percampuran dua
makna dari yang tersebut diatas, seperti tempatnya di sungai yang
berkelok-kelok yang hulunya terdapat bukit seperti kepala ular dan benar banyak
ularnya disana.
Ini sering di jumpai dalam tafsir-tafsir sehingga kadang terdapat
beberapa makna tafsir berbeda pada suatu pembahasan. Dan bisa jadi
pendapat-pendapat tafsir dari yang makna-makna tersirat itu benar kesemuanya
walaupun untuk memaknai waktu, kondisi/keadaan dan pemakaian yang berbeda.
Perlu ditambahkan bahwa Al-Quran “sesuai dengan kaidah
bahasa Arab” seringkali menggunakan bagian dari sesuatu untuk menunjuk
keseluruhan bagian-bagiannya, seperti menggunakan kata sujud dalam arti shalat
yang mencakup berdiri, rukuk, dan lain-lain. Al-Quran juga biasa menyebut sesuatu
yang menggambarkan keseluruhan bagian-bagian, tetapi yang dimaksud hanyalah
salah satu bagiannya seperti firman-Nya "mereka memasukkan jari-jari
mereka ke dalam telinganya" (QS Al-Baqarah [2]: 19) dalam arti ujung
jari-jari. Al-Quran terkadang menggunakan kata nafs dalam arti kalbu. Biasa
juga menyebut tempat sesuatu tetapi yang dimaksud adalah isinya, seperti
"tanyakanlah kampung" (QS Yusuf [12]: 82), yang dimaksud adalah
penghuninya, demikian seterusnya.
Berdasarkan hal ini adalah bisa saja Allah SWT menciptakan
makhluk yang serupa Manusia, Allien, Nisnas atau apapun namanya dengan alam
semesta tersendiri (berbeda dengan alam semesta dimana manusia hidup) untuk
mendukung kehidupan mereka, yang mempunyai Nabi-Nabi pembawa Risalah Agama dari
kalangan mereka sendiri, mempunyai agama serupa konsep Islam yang mengesakan
dan menyembah Allah SWT dan khusus ditujukan atau disebarkan untuk bangsa
mereka sendiri. Dan itu mudah buat Allah SWT dengan IlmuNya yang maha luas, dan
bisa pula penciptaan ini semasa, kemudian atau terdahulu namun dengan alam
semesta berbeda atau alam semesta yang sama dimana manusia berada atau bahkan
mendiami kawasan yang sama (bumi) pula namun berbeda waktu dan ruang,
bisa saja mereka dicampurkan atau dipisahkan dengan masing-masing tidak mampu
terhubung atau berkomunikasi.
Namun perlu pula di ingat bahwa alam semesta yang ada
sekarang ini yang terdiri 7 tingkat langit dengan galaksi-galaksi didalamnya
telah mendekati waktu punahnya atau dari “tiada menjadi ada dan kembali menjadi
tiada”. “Kiamat” adalah makna yang menggambarkan kepunahan alam semesta yang
ada sekarang ini yaitu yang ditempati manusia hari ini dan yang juga ditempati
makhluk ciptaan Allah SWT yang serupa Manusia/Allien (tidak menyebut Nisnas
karena bila ada, sementara ini diasumsikan telah punah dan diganti manusia)
tentunya bila Allien dan Nisnas ini benar ada diciptakan dan dikehendaki Allah
SWT hadirnya, kiamat akan menyebabkan semua peradaban yang tumbuh di alam
semesta yang sama ini akan punah/berakhir dalam waktu yang sama.
Pertanyaannya : benarkah ada kehidupan peradaban sebelum
manusia pertama (Nabi Adam as) diturunkan ke bumi ?
Para ahli arkeologi telah ada yang mengambil kesimpulan
bahwa sebelum masa sejarah manusia atau boleh kita katakan sebelum masa nabi Adam
as atau jauh sebelum 100.000 tahun yang lalu (arkeologi mengatakan peradaban
manusia sejarah tertua diantara kurang dari 10.000 tahun yang lalu) telah
ditemukan bukti-bukti yang dianggap sebagai bukti adanya peradaban sebelum masa
manusia tersebut dan dianggap buatan manusia prasejarah yang tentu saja
berbasis dari teori Evolusi Darwin, bahkan menurut mereka, bukti-bukti tersebut
berumur hingga milyaran tahun yang lalu, seperti :
Reaktor Nuklir Prasejarah, dikatakan lebih canggih dari
reaktor jaman sekarang
Jejak Alas Kaki Prasejarah, jejak yang menunjukkan adanya
pemakaian sendal
Teleskop Prasejarah
Bola-bola Prasejarah – pemodelan planet-planet untuk ilmu
astronomi
Jambangan Metalik Prasejarah, mirip buatan manusia jaman
perunggu
Tengkorak Purba Berlubang bekas di Tembak, adakah sejenis
pistol di jaman tersebut
Patahan Roda Gerigi dari Mesin yang terbuat dari logam
seumur dengan fosil/batubara, dan memiliki teknologi lebih canggih dari
teknologi logam sekarang dalam pembuatan dan hasil element-nya
Kita ambil contoh “Tengkorak Purba Berlubang bekas di
Tembak”, lobang pada tengkorak yang menembus kedua belahannya, mengisyaratkan
bahwa tengkorak hanya akan berlubang dengan adanya tumbukkan benda kecil dengan
sangat cepat, yang bila dilihat sebagai ciptaan manusia adalah peluru, bila di
lihat sebagai buatan alam bisa diasumsikan tumbukkan kerikil/batu kecil yang
terlempar atau tertiup karena sebab-sebab alam tertentu yang menghasilkan
kecepatan serupa kecepatan pistol melepas peluru, sebab alam apa kah yang dapat
melakukan serupa itu : mungkin jawabannya tiupan tornado/angin, muntahan
partikel batuan gunung berapi, dsb. Dan yang unik adalah bahwa itu tertembak ke
sebuah kepala (tengkorak), ini menyebabkan sebuah pertanyaan, ”apa dan siapa
tengkorak itu?” Bila ia tengkorak manusia murni berarti dalam sudut pandang
Islam, jaman nabi-nabi telah ada pada milyaran tahun lalu, padahal ilmuan umumnya
mempercayai manusia sejarah berumur kurang dari 10.000-7.000 tahun lalu, bukan
jaman manusia modern (yang dimulai dari nabi Adam as), hal ini mengasumsikan
pendapat kedua, yaitu makhluk serupa manusia (Nisnas), namun bila ia mengikuti
kaedah teori Darwin bahwa itulah tengkorak manusia prasejarah. Bila dikaitkan
dengan penampakan Allien dan UFO yang banyak dipercaya oleh manusia di dunia
yang sering terjadi penampakannya, mungkinkah ini kerjaan Allien yang melakukan
penelitian dan mengambil sample manusia sejarah dan memindahkannya ke jaman
prasejarah hingga dianggap manusia prasejarah, ataukah bila kita merujuk ke
ilmu “saint” tentang kemungkinan adanya kemampuan peralihan waktu, apakah ini
campur tangan keajaiban alam dalam pemindahan waktu atau adanya unsur manusia
modern dengan mesin waktunya yang melakukan penelitian atau pembunuhan ataukah
itu hanya kabar bohong atau hoax.
Penulis mencoba memasukkan nama yang sesuai dengan pendapat
umum agar dapat membedakan Manusia (Manusia Sejarah yang di mulai dari nabi
Adam as), Allien (Nisnas dari luar angkasa) dan Nisnas (Makhluk lain dari Bumi)
dan Manusia Prasejarah dalam teori Darwin (untuk saat ini penulis anggap
sebagai nama lain dari Nisnas juga, namun penulis akan membuat asumsi baru
menghadapin kerancuan ini dalam pembahasan khusus tentang Nisnas dan manusia
prasejarah berdasarkan teori Darwin dan hubungannya dengan Islam).
Dari petunjuk ini ada beberapa versi kesimpulan tentang
kemungkinan mengapa ada peradaban pada periode jaman yang tidak diketahui ini
yang diambil oleh penulis:
Rekayasa kebohongan/hoax dari manusia-manusia yang tidak
bertanggung jawab.
Sejarah manusia yang dimulai dari nabi Adam as telah ada
milyaran tahun lalu setua umur dari penemuan-penemuan artefak prasejarah
tersebut, artefak ini dianggap adalah buatan manusia modern asli pada jaman
tersebut. Kapan pun umur artefak tertua yang ditemukan itulah umur peradaban
manusia di masa Periode Nabi-Nabi yang dimulai dari Adam as.
Menunjukkan adanya Manusia Prasejarah berdasar teori Darwin,
manusia pra sejarah yang menyerupai kera berjalan sebelum akhirnya berevolusi
sebagai manusia modern dan bahwa kebudayaan manusia prasejarah telah ada yang
mencapai peradaban canggih.
Adanya peradaban lain yang hidup di bumi yang sejenis/serupa
manusia (Nisnas) sebagai khalifah awal di Bumi namun telah dipunahkan kemudian
diganti oleh kekhalifahan manusia (Adam as) sebagai khalifah di bumi hingga
kiamat, dan artefak prasejarah ini adalah hasil dari Nisnas tersebut.
Adanya campur tangan Allien (sejenis/serupa manusia) yang
hidup di luar angkasa dan pernah singgah di bumi yang melakukan serangkaian
kegiatan hingga sekarang.
Keajaiban alam yang memiripkan hasil dari sesuatu kejadian
alam dengan hasil peradaban manusia sekarang sehingga serupa dengan benda-benda/teknologi
manusia sekarang, yang dimaksud untuk ini adalah untuk artefak yang ditemukan
sebelum sejarah manusia ada (Nabi Adam as) dan kemudian adanya keajaiban alam
lain yaitu oleh sebuah sebab adanya keajaiban alam berupa perpindahan waktu
hingga buatan manusia tak sengaja ikut terbawa berpindah-pindah waktu termaksud
ke waktu dimana manusia belum ada, dapatkah ini terjadi, sungguh Allah SWT Maha
Berkehendak bila itu kehendakNya dan mampu melakukannya dengan mudah. asumsi
ini juga akan berkenaan dengan asumsi salah satu cara turunnya nabi Isa as
(Yesus) ke akhir jaman.
Perpindahan benda/artefak yang sengaja atau tidak disengaja
yang dilakukan oleh manusia modern yang telah mempunyai teknologi mesin waktu,
ini akan berkenaan dengan asumsi penulis pada periode Jaman Kiamat/Jaman
peradaban Manusia Akhir yang tidak mengenal Islam, akan dijelaskan nanti pada
pembahasan periode tersebut.
Dari 7 kesimpulan ini manakah yang mendekati kebenaran?
cuplikan sumber literatur :
Teori Darwin, Nabi Adam dan Piramid Giza
Teori Darwin memang menyesatkan, bagaimana mungkin, Homo
Erectus yang selama 1.000.000 tahun (1,5 juta SM – 500.000SM), tidak mengalami
perubahan yang berarti. Akan Tetapi hanya dalam tempo 200.000 tahun, mengalami
perubahan yang drastis, menjadi Manusia/Homo Sapiens (500.000SM – 300.000SM)?.
Perlu dipahami bahwa, Homo Erectus adalah mamalia yang telah
punah 500.000 tahun yang lalu. Jenis ini memiliki kemampuan berbudaya yang
sangat terbatas, selama 1.000.000 tahun.
Adam dan Bakkah
Adam dan Hawa, yang diyakini sebagai leluhur umat manusia,
kemunculannya telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu. Komunitas manusia
pertama, bermula di Bakkah (QS.3:96), dimana mula-mula tempat peribadatan
didirikan.
Bakkah (Mekah), yang disebut juga sebagai Ummul Qura/Ibu Negeri
(QS.42:7), sesungguhnya adalah kampung halaman, bagi seluruh umat manusia
sedunia.
Teori Out Of Africa, menyatakan bahwa Homo Sapiens berasal
dan berevolusi di Afrika. Teori ini didukung oleh penemuan Homo Sapiens tertua,
yang berusia 195.000 tahun, di dekat Sungai Omo, Ethiopia (Afrika Timur). Teori
Out Of Africa, tidak sepenuhnya benar, karena manusia-manusia di Afrika,
sesungguhnya berasal dari Bakkah, yang lokasinya tidak seberapa jauh dari
Ethiopia (Afrika Timur).
Nabi Adam Muncul Sesudah 6.000 SM?
Adanya pendapat yang menyatakan, kemunculan Nabi Adam pada
sekitar tahun 4.004SM (pendapat Uskup Irlandia, James Ussher, yang didasarkan
kepada keterangan dari Bible) dan 5.411SM (pendapat seorang Ahli Sejarah
Yahudi, Josephus), jelas sangat bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah.
Berdasarkan fakta sejarah, di India pada 6.000SM – 7.000SM,
sudah ada Peradaban Lembah Sungai Indus. Di Iran pada 7.000SM, manusia telah
mengenal almunium. Di Cina pada 7.000SM, manusia sudah mengenal bercocok tanam.
Dan di Indonesia, tahun 6.000SM, Barus telah didiami manusia.
Nabi Adam Manusia Berbudaya
Nabi Adam adalah Manusia Super Genius. Karena beliau
berhasil mempresentasikan keadaan Alam Semesta dihadapan ALLAH. Kecerdasannya
telah membuat para malaikat terkagum-kagum, dan sujud. memuji kebesaranNYA
(QS.2:30-34).
Nabi Adam dan masyarakat di Bakkah adalah manusia yang
berbudaya, mereka telah mengenal pakaian dan berkomunikasi dengan bahasa yang
santun. Hal ini sangat jauh dari gambaran, bahwa Nabi Adam adalah manusia primitif,
yang berpakaian sekedarnya dan hanya mengenal kapak batu, sebagai alat bantu.
Penjelasan Tentang Keberadaan Ras ‘Raksasa’
Biologist Dr. Shomi Lesser dari Hebrew University
mengkalkulasikan. Apabila manusia berasal dari satu leluhur, maka leluhur manusia
itu tingginya mesti 90 kaki, karena manusia mengalami penyusutan badan atau
genetic bottleneck.
Kalkulasi Dr. Shlomi, bersesuaian dengan isyarat dari
Rasulullah 1.400 tahun yang silam, “Nabi Adam memiliki tinggi 60 Hasta” (Hadits
Bukhari Vol.IV No.543).
Dimana 60 Hasta = 90 Kaki = 30 Meter.
Penyusutan badan manusia atau genetic bottleneck,
kemungkinan telah terjadi pada generasi awal Bani Adam. Dimana ada yang
menurunkan ras normal, seperti manusia saat ini, tetapi ada juga yang
menurunkan ras ‘raksasa’. Penyusutan badan selain dipengaruhi faktor waktu dan
turunan, juga dipengaruhi faktor iklim dan makanan.
Hasil karya manusia-manusia, yang memiliki fisik dan
bertubuh ‘raksasa’, bisa dilihat pada Piramid Giza di Mesir (yang tersusun dari
2.3 juta batu, dengan berat setiap batu 2.5 ton) dan Kastil Sacsahuaman di
Mexico (yang tersusun dari bebatuan, dengan berat antara 100 ton sampai 360
ton). Perlu dipahami, Piramid Giza dibangun, jauh sebelum munculnya Peradaban
Sumeria (sekitar 4.000SM) dan bencana masa Nabi Nuh (sekitar 13.000 tahun lalu
atau 11.000SM). Para Fir’aun Mesir Kuno, hanya menemukan Piramid Purba dan
menjadikannya sebagai Pemakaman.
Temuan Arkeologi manusia ‘raksasa’ ini, juga telah berhasil
ditemukan di Suriah, Arab Saudi, Texas USA, Thailand dan di beberapa tempat
lainnya. Namun untuk menanggapi temuan tersebut, perlu kehati-hatian, karena
sebagian ada yang direkayasa, untuk kepentingan pribadi.
Menyelusuri masa kehidupan NABI ADAM, berdasarkan Genetika,
Arkeologi, Astronomi dan Geologi
Berdasar penyelusuran Genetika, diketahui Y-chromosomal Adam
(Y-MRCA), diperkirakan Adam “Manusia Modern”, hidup di bumi pada sekitar
237,000 sampai 581,000 tahun yang lalu.
Fakta ilmiah ini didukung, atas penemuan fosil manusia
modern, di Sungai Omo Ethiopia yang berusia sekitar 195.000 tahun. Serta hasil
penyelusuran Mitochondrial Eve, yang diperoleh hasil telah ada di bumi pada
sekitar 200.000 tahun yang lalu.
Dalam ilmu geologi, masa 237,000 sampai 581,000 tahun yang
lalu, di sebut sebagai Era Middle Pleistocene (126.000 sampai dengan 781.000
tahun yang lalu).
Beberapa Bantahan
1. Penyelusuran Genetika, baik Y-chromosomal Adam (Y-MRCA),
maupun Mitochondrial Eve, berdasarkan sampel manusia modern, yang hidup saat
ini.
Sementara berdasarkan catatan sejarah, sangat banyak
bangsa-bangsa yang pernah hidup di bumi, mengalami kepunahan.
Untuk salah satu contoh, saat terjadi Letusan Gunung Toba,
manusia hampir diambang kepunahan.Dengan demikian, manusia yang ada sekarang,
adalah keturunan dari segelintir manusia yang dahulu selamat dari bencana
Letusan Gunung Toba.
Gunung Toba meletus diperkirakan terjadi pada 74.000 tahun
yang lalu. Ada yang menduga letusan ini 20.000 kali lebih dahsyat dari Bom Atom
yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki. Letusan Gunung Toba ini, menjadi
letusan yang paling membunuh sepanjang masa, sehingga hanya menyisakan sekitar
30.000 orang yang selamat.
Hal ini memberi kita alasan, masa peradaban manusia, tentu
akan jauh lebih lama, seandainya penyelusuran Genetika, juga memperhitungkan
bangsa-bangsa yang telah punah.
2. Ditemukan benda-benda arkeologi, peninggalan umat manusia
yang telah berumur jutaan tahun.
Peninggalan Arkeologi itu, antara lain :
- Jembatan Penyebrangan (Rama Bridge) yang dibikin pasukan
kera, untuk Sri Rama, menyeberang ke Alengka, setelah di tes dengan kadar
isotop sudah berumur 1.700.000 tahun.
- Penelitian oleh Richard Leicky, di tahun 1972, terhadap
sedimen Pleistocene di daerah Old Govie Jourg (Kenya), yang memperoleh
kesimpulan telah ada peradaban umat manusia pada sekitar 1,7 juta tahun yang
lalu (Sumber : Para Penghuni Bumi, sebelum Kita, hal.17-18, tulisan Muhammad
Isa Dawud).
Perkiraan masa hidup Nabi Adam
Ada yang memperkirakan, masa kehidupan Nabi Adam telah
berumur milyaran tahun. Namun pendapat ini, tentu harus diselaraskan dengan
keadaan bumi, berdasarkan penelitian para ilmuwan.
1. Menurut Ilmu Astronomi, Bumi mulai terbentuk sekitar 4,5
milyar tahun yang lalu. Dan Bumi berdasarkan pendapat para ilmuan, baru
layak ditinggali makhluk hidup “mamalia” pada sekitar 70 juta tahun yang lalu.
Dimana pada masa itu, oksigen yang sangat dibutuhkan makhluk hidup, sudah
sangat bersahabat.
2. Berdasarkan informasi dari Al Qur’an, dimasa Nabi Adam
telah ada teknologi pertanian dan peternakan. Hal tersebut tergambar melalui
korban, dari anak-anak Nabi Adam yang bersengketa, yaitu berupa hasil-hasil
pertanian dan peternakan.
Dan salah satu bentuk korban yang dipersembahkan adalah
hewan mamalia jenis Qibas (Kambing), jadi bukan binatang purba seperti
“dinosaurus” atau lainnya.
Berdasarkan temuan Fosil di wilayah Nevshir,
hewan Kambing telah ada di bumi pada sekitar 8 juta-10 juta tahun yang
lalu (Sumber : Harun Yahya)
3. Adanya pertanian dan peternakan di masa Nabi Adam,
menunjukkan pada masa itu, disekitar padang arafah, yang merupakan tempat
tinggal pertama umat manusia, merupakan wilayah yang subur.
Berdasarkan pendapat Profesor Alfred Kroner (seorang ahli
ilmu bumi (geologi) terkemuka dunia, dari Department Ilmu Bumi Institut
Geosciences, Johannes Gutenburg University, Mainz, Germany), ia menyatakan
dataran Arab pernah menjadi daerah yang subur, di masa belahan bumi lain,
mengalami Era Salju (Snow Age).
Dengan mengacu kepada dalil-dalil diatas, diperkirakan
Nabi Adam hidup di bumi ada adalah pada sekitar masa Era Salju, yang terjadi
antara 1,7 juta sampai 10 juta tahun yang lalu. Dan penelitian Geologi,
menunjukkan Era Salju (Snow Age) terjadi pada sekitar 2,6 juta tahun yang lalu.
Apakah di masa 2,6 juta tahun yang lalu, adalah masa
kehidupan Nabi Adam dan keluarganya ?
Patung Sphinx, Bukti Arkeologis Bencana Nuh 13.000 tahun
yang silam
Banyak Arkeologi bingung, mengapa Sphinx di Mesir menghadap
ke arah barat daya (Southwest).
Padahal sudah kita pahami bersama, berdasarkan penelitian
catatan-catatan mengenai Mesir kuno, melalui gambar-gambar yang terdapat pada
piramid dan sphinx, diketahui bahwa penguasa yang membangun benda-benda
itu, mendewakan Matahari.
Oleh karenanya, apabila kita imaginasikan wajah Sphinx
menghadap ke arah ufuk timur, tempat terbitnya matahari, secara mengejutkan
diperoleh fakta bahwa Mekkah ternyata berada di wilayah kutub utara.
Apa makna semua ini ?
Seorang cendikiawan muslim, ustadz Nazwar Syamsu menduga,
pergeseran posisi menghadap pada Sphinx erat kaitannya dengan bencana maha
dahsyat ribuan tahun yang silam, yang kita kenal sebagai bencana banjir Nuh
(Sumber : Yuwie.Com).
Hal ini juga didukung oleh informasi Al Qur’an, yang
menceritakan posisi Bakkah (Mekkah), berada di wilayah Utara (QS. Nuh (71) ayat
14), sebelum peristiwa bencana Nuh (Sumber : Sains dan Dakwah).
Sphinx, adalah patung singa bermuka manusia yang juga
merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang
keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerajaan Firaun ke-4 yaitu
Khafre.
Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada
permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin
lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.
Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa
Piramida raksasa dan tetangga dekatnya yaitu Sphinx, jika
dibandingkan dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya, sama sekali
berbeda, Sphinx diperkirakan dibangun di masa yang lebih purba.
Dalam bukunya “Ular Angkasa“, John Washeth mengemukakan:
perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil,
melainkan berasal dari budaya yang lebih awal.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam “Ilmu Pengetahuan Kudus”
menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya
yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, hal ini bisa terlihat, pada bagian
badan Sphinx yang jelas sekali ada bekas erosi. Diperkirakan akibat dari banjir
dahsyat di tahun 11.000 SM.
Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan
angin.
Washeth mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab
selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak
mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10.000 SM baru ada cuaca
buruk yang demikian.
Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh
angin, karena bangunan batu kapur lainnya pada masa kerajaan ke-4 malah tidak
mengalami erosi yang sama. Dan bisa terlihat, pada tulisan berbentuk gajah dan
prasasti peninggalan kerajaan kuno, dimana tidak ada sepotong batu pun
yang mengalami erosi, separah Sphinx.
Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi
Robert S. juga setuju dengan pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa
erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa bagian yang kedalamannya mencapai 2
meter lebih, dan jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan
terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.
Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa
Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas
sebuah batu raksasa, produk seni yang tekniknya rumit.
Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan
secara logis, bahwa pada masa purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah
budaya yang sangat maju, namun karena adanya pergeseran lempengan bumi, daratan
batu tenggelam di lautan, dan budaya yang sangat purba pada waktu itu akhirnya
disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan menggunakan teknologi
bangunan yang sempurna.
Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida
raksasa dan Sphinx mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang
panjang.
Temuan ahli arkeologi, berkenaan dengan Sphinx nampaknya
sejalan dengan temuan Geologi, yang memperkirakan pada sekitar masa 11.000 SM,
pernah terjadi banjir global yang melanda bumi. (Sumber : Kapal Nabi Nuh, Misteri
Sejarah Peradaban Manusia ).
Peristiwa banjir global inilah, yang menurut Ustadz H.M. Nur
Abdurrahman, sebagai banjir di era Nabi Nuh. Yang sangat luar biasa, dan
memusnahkan seluruh peradaban ketika itu, dan yang tersisa adalah mereka yang
meyakini Syariat Allah, melalui utusanNya Nabi Nuh As.
Kapal Nabi Nuh, Misteri Sejarah Peradaban Manusia
Banjir besar dunia (Bencana Nuh), berdasarkan temuan-temuan
geologi diperkirakan terjadi pada sekitar tahun 11.000 SM atau 13.000 tahun
yang lalu. Selain temuan geologi, Peristiwa Bencana Nuh, juga meninggalkan
Jejak Arkeologis berupa Patung Sphinx di Mesir (sumber : Patung Sphinx, Bukti
Arkeologis Bencana Nuh 13.000 tahun yang silam).
Bencana Nuh ini juga melanda Nusantara. Hal ini bisa kita
buktikan, dengan ditemukannya, ikan spesifik yang bernama ikan belido, pada dua
pulau yang berbeda, yakni Sumatera (sungai musi) dan Kalimantan (sungai
kapuas).
Diperkirakan, Pulau Sumatera dan Kalimantan, dahulunya
menyatu, dimana sungai musi dan sungai kapuas, merupakan anak sungai, dari
sebuah sungai, yang saat ini berada di dasar laut Selat Malaka. (sumber :
Banjir di Zaman Nabi Nuh dan Forum Diskusi Banjir Nuh)
Berdasarkan ilmu Geografi, Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan
dan Jazirah Malaka dipisahkan oleh laut yang dangkal. Diperkirakan sebelum
terjadi bencana Nuh, pulau-pulau itu berada dalam satu daratan, yang disebut
Keping Sunda (Sunda Plat).
Beberapa ilmuwan, diantaranya Profesor Aryso Santos dari
Brasil, menduga Keping Sunda ini, dahulunya merupakan benua Atlantis, seperti
disebut-sebut Plato di dalam bukunya Timeus dan Critias.
Peradaban Tinggi Masa Lalu
Berdasarkan kepada penemuan naskah kuno di dalam Piramid
Besar Cheops, yang mengatakan piramid dibangun ‘pada waktu gugusan bintang Lyra
berada di rasi Cancer’. Menurut sejarawan, Abu Said El Balchi, peristiwa
tersebut terjadi pada sekitar 73.300 tahun yang lalu. (sumber : Forbidden
archeology).
Kemajuan teknologi di masa lalu, juga terlihat dari
kecanggihan, kapal yang dibuat Nabi Nuh bersama pengikutnya, sekitar 11.000 SM
(13.000 tahun yang lalu).
Mari kita coba bayangkan…
Kapal ini bisa memuat ribuan bahkan mungkin ratusan ribu
pasang hewan, yang kelak menjadi nenek moyang hewan masa kini….
Masing-masing hewan harus ditempatkan sesuai dengan
habitatnya. Unta harus di tempat yang panas. Pinguin harus di daerah dingin.
Belum lagi buat binatang-binatang kecil seperti semut, kutu, jangkrik, dll.
Semuanya harus disiapkan tempat khusus. Kalau tidak, wah, jelas
binatang-binatang kecil itu bisa terinjak-injak oleh binatang-binatang lainnya.
Untuk pelayaran berminggu-minggu jelas diperlukan gudang
makanan yang besar dan canggih. Kalau tidak, bisa-bisa semua tikus dimakan
ular, akibatnya tikus menjadi punah. Belum lagi makanan buat harimau, singa dan
buaya. Untuk sapi, kambing dan kuda juga harus disiapkan rumput segar.
Tempat makanan juga harus steril, sebab kalau sampai hewan
itu sakit lalu mati, hewan tersebut akan menjadi punah. Mungkin kita tidak akan
pernah melihat lagi di masa sekarang kalau saja di masa itu telah punah.
Kapal tersebut juga dirancang agar tahan terhadap terjangan
ombak dan air bah, yang mungkin 1000x lebih hebat dari tsunami. Dan harus
menahan beban ribuan hewan.
Di dalam Al Qur’an diceritakan, gelombang air ketika itu
laksana gunung, sebagaimana firman-Nya :
”Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang
laksana gunung…” (QS. Hud (11) ayat 42-43).
Bahkan berdasarkan pendapat, salah seorang cendikiawan
Muslim, Ustadz Nazwar Syamsu, dalam Buku Serial “Tauhid dan Logika“, bencana
Nuh ini, telah mengakibatkan bergesernya kutub utara bumi, dari Makkah kepada
posisinya yang sekarang.
Kapal Nabi Nuh AS ini dibuat di atas bukit yang tinggi.
Diperlukan peralatan yang canggih untuk mengangkut bahan bangunannya. Belum
lagi perhitungan struktur kapal yang harus teliti, tentunya untuk proyek
raksasa perjalanan Nabi Nuh AS dan pengikutnya, tidak mungkin dibuat secara
asal-asalan.
.
The Great Noah Ark, belum ditemukan
Dengan memperhatikan, betapa dahsyatnya teknologi Bahtera
Nuh ini, rasanya sulit bagi kita untuk mempercayai temuan Ekspedisi “Noah’s Ark
Ministries International” (NAMI) dari Hongkong, yang mengklaim telah menemukan
”The Great Noah Ark”, di gunung Arafat Turki, pada ketinggian 4.000 meter,
sekitar bulan April 2010.
Lagipula Kapal Nabi Nuh, yang mereka temukan diperkirakan
terbuat dari susunan kayu purba, dan berdasarkan hasil penelitian, telah
berumur 4.800 tahun.
Apa mungkin, ada sebuah kapal kayu bisa bertahan dari
bencana Nuh, yang gelombangnya laksana gunung, dengan kekuatan mungkin 1.000
kali, lebih hebatnya dari Tsunami di Aceh ?
Apa ada bukti arkeologis, yang menyatakan pada 4.800 tahun
yang lalu, pernah terjadi banjir besar di permukaan bumi ?
Intinya, Kapal Nabi Nuh AS merupakan kapal tercanggih yang
pernah dibuat umat manusia. Dan sampai saat ini, keberadaannya masih misterius.
Bencana banjir di masa Nabi Nuh AS telah menghancurkan dan
menenggelamkan peradaban tinggi umat manusia pada masa itu. Akibatnya peradaban
itu musnah tak bersisa kecuali sebagian kecil saja yang diselamatkan, dan semua
itu telah membawa kembali umat manusia kepada zaman batu.
REVISI Periode KENABIAN?
Di kalangan Rohaniawan saat ini, masih banyak yang percaya
bahwa awal dari kenabian, paling lama sekitar 6.000 SM, atau 8.000 tahun yang
lalu. Sebagaimana pendapat, seorang agamawan dari Irlandia, yang bernama James
Ussher, yang berpendapat kemunculan Nabi Adam terjadi pada sekitar tahun 4.004
SM.
Selain itu seorang Sejarawan, yang bernama Josephus,
menyatakan bahwa manusia pertama itu muncul pada sekitar tahun 5.411 SM,
sementara seorang ilmuan, bernama ‘Adil Thaha Yunus, memperkirakan Nabi Adam
muncul pada sekitar 5.872 SM.
Pendapat ketiga orang ini, jelas sangat bertentangan dengan
fakta-fakta ilmiah. Jika kita, membuka lembaran sejarah, di India pada 6.000 SM
– 7.000 SM, sudah ada Peradaban Lembah Sungai Indus. Di Iran pada 7.000 SM,
manusia telah mengenal almunium. Di Cina pada 7.000 SM, manusia sudah mengenal
bercocok tanam. Dan di Indonesia, tahun 6.000 SM, Barus telah didiami manusia.
Nampaknya, sudah saatnya bagi kita, untuk meninjau kembali
masa kehidupan Para Nabi. Hal ini dikarenakan berdasarkan fakta-fakta ilmiah
yang ada, awal kenabian ternyata sudah berlangsung sangat lama, yakni masa Pra
Sejarah, puluhan ribu tahun yang silam.
Masa Hidup Nabi Adam
Berdasarkan fakta ilmiah, keberadaan manusia diperkirakan
telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu, bahkan ada pendapat yang mengatakan,
umat manusia telah ada sejak jutaan tahun yang lalu. Hal ini didukung beberapa
penemuan arkeologis, sebagai berikut :
1. Didekat sungai Omo, Ethiopia (Afrika Timur), ditemukan
kerangka Homo Sapiens (manusia modern) tertua, yang berusia 195.000 tahun.
2. Pada tahun1865 di pertambangan Abbey Nevada USA,
ditemukan dalam satu gumpalan bijih logam berbentuk skrup besi sepanjang 2 inci
(= 5 cm). Benda hasil karya manusia ini, telah ber-oksidasi dan meninggalkan
bentuk fosil, yang diperkirakan berusia jutaan tahun.
3. Di Desa Schondorf Austria di-temukan besi bentuk kubus
(panjang dan lebar kurang dari 1 cm)di dalam gumpalan batu-bara yang pecah.
Kubus ini beralur disekelilingnya dan tepi alurnya rata. Benda ini seolah –
olah merupakan bagian dari peralatan mesin, dan diperkirakan ber-umur jutaan
tahun (silahkan baca : Teori Darwin, Nabi Adam dan Piramid Giza dan MISTERI
ARKEOLOGIS, di tengah PUING reruntuhan TEORI EVOLUSI ).
Dari fakta-fakta ilmiah di atas, pendapat yang menyatakan
keberadaan Nabi Adam adalah pada sekitar 8.000 tahun yang lalu, nampaknya sudah
tidak relevan lagi. Nabi Adam sebagai leluhur semua umat manusia di bumi, setidaknya
telah ada di bumi, sejak sebelum 200.000 tahun yang lalu.
Masa Hidup Nabi Idris
Beberapa sejarawan ada yang mengidentifikasikan Nabi Idris,
sebagai Akhnukh (Enoch), yang menurut mereka diperkirakan masa kehidupannya,
pada sekitar tahun 4.500 SM. Selain itu ada juga yang memperkirakan masa hidup
beliau, pada sekitar tahun 4.350 SM – 4.250 SM.
Namun, sepertinya kita harus meninjau kembali masa kehidupan
beliau. Berdasarkan temuan arkeologis berupa Huruf Hieroglyph, diketahui bahwa
pada masa Mesir Purba ada seseorang yang membawa ajaran Tauhid, yang dikenal
dengan nama Oziris. Menurut Syaikh Thanthawi Jauhari, Oziris tidak lain adalah
Nabi Idris.
Berdasarkan masa Peradaban Mesir Purba, yang dihitung dari
saat berdirinya Piramid Cheops, diperkirakan masa kehidupan Nabi Idris, adalah
sebelum 70.000 tahun yang lalu, yang oleh para sejarawan di anggap sebagai
periode zaman Pra Sejarah (silahkan baca : Misteri HURUF HIEROGLYPH, mengungkap
Kisah NABI IDRIS, dalam Peradaban MESIR PURBA?).
Masa Hidup Nabi Nuh
Nabi Nuh, menurut sebagian Rohaniawan, memiliki nama lengkap
Nabi Nuh bin Lamak (Lamech) bin Matusyalah (Mathuselah) bin Akhnukh (Enoch atau
Nabi Idris) bin Yarid (Jared) bin Mahla’il (Mahalaleel) bin Qinan (Cainan) bin
Anusy (Enos) bin Nabi Syits (Seth) bin Nabi Adam, hal ini bermakna jarak antara
Nabi Nuh dengan leluhur umat manusia (Nabi Adam), tidaklah begitu jauh hanya
berjarak sekitar 9 generasi, benarkah demikian ?
Keberadaan Nabi Nuh tidak lepas dengan peristiwa global,
banjir Nuh, yang melanda seluruh dunia. Para sejarawan klasik memperkirakan,
peristiwa bencana itu terjadi pada sekitar tahun 3.000 SM. Akan tetapi,
sepertinya kita harus me-revisi tahun kejadian bencana Nuh tersebut. Hal ini
dikarenakan, pada sekitar masa 3.000 SM, tidak ditemukan fakta-fakta ilmiah,
yang memberi petunjuk pernah terjadi Banjir Besar di permukaan bumi.
Berdasarkan temuan Geologi, ternyata peristiwa tersebut
terjadi pada sekitar 13.000 tahun yang lalu, dan ini semakin diperkuat dengan
temuan arkeologis, berupa Patung Sphinx di Mesir (silahkan baca : Patung Spinx,
bukti arkeologis bencana Nuh 13.000 tahun yang silam dan Kapal Nabi Nuh,
Misteri Sejarah Peradaban Manusia). Dengan demikian, masa kehidupan Nabi Nuh,
ribuan tahun lebih tua dari yang kita pahami selama ini.
Ditemukannya temuan-temuan ilmiah, yang memberi petunjuk
keberadaan Para Nabi, semakin memberi keyakinan kepada kita, bahwa ajaran
Tauhid (Monotheisme) adalah sumber dari semua keyakinan di dunia, sehingga
tidaklah mengherankan jika ajaran Tauhid, ternyata terdapat di seluruh
keyakinan besar dunia (silahkan baca : Monotheisme, warisan Syariat Nuh).
Dan sesungguhnya Kisah Para Nabi yang ada di dalam Al
Qur’an, bukanlah sekedar cerita mitos atau legenda, melainkan suatu kisah
nyata, yang bisa kita ambil suri teladannya, serta dapat dibuktikan secara
ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar